
Jakarta – Eks Tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menjabat sebagai Sekretaris Negara (Sesneg) Menteri Pendidikan dan Penerangan Aceh Merdeka, Dr Husaini M Hasan SpOG, meluncurkan buku perjuangan GAM berjudul “Dari Rimba Aceh ke Stockholm”. Penulis merupakan sahabat terbaik Tokoh dan Pendiri GAM Hasan Tiro yang telah wafat di Banda Aceh pada 3 Juni 2010 lalu.
Buku ini pun disambut baik oleh mayarakat Aceh. “ Menurut saya buku ini membuka sisi lain dari masyarakat Aceh. Saya sebagai generasi muda tidak tahu bagaimana pergolakan itu berawal. Sehingga saya selalu bertanya-bertanya, apakah cerita yang saya dengar itu dongeng? atau cerita sebenarnya?“ ujar warga Aceh, Syarifah Nuly Nazlia yang juga Pengurus Taman Iskandar Muda, kepada Obsesionnews.com di Jakarta, Kamis (29/1), saat launching buku tersebut.
Dalam buku itu, Husaini terus terang kenapa ia bergabung dengan tokoh Hasan Tiro. Husaini mengaku, karena ketika ia membaca buku “Atjeh Bak Mata Donya” atau disebut “Aceh di Mata Dunia” karya Hasan Tiro, mengakibatkan dirinya menjadi salah satu pejuang angkatan GAM-76 yang menyebarluaskan ideologi Aceh Merdeka sebagai bentuk penyadaran masyarakat Aceh yang telah lama mengalami krisis identitas.
Selama tiga tahun, Husaini setia menemani Wali Negara (Proklamator Aceh Merdeka) Hasan Tiro di dalam rimba Aceh, dalam kondisi yang serba kekurangan dan penyerangan-penyerangan sewaktu-waktu dari pihak militer Indonesia saat itu membuat situasi dan keamanan mereka semakin terdesak.
Untuk mengatasi hal itu, Wali Negara mengeluarkan Surat Pengangkatan kepada Husaini sebagai Ambassador Extraordinary and Minister Plenipotentiary yang bertugas melakukan diplomasi dan mencari bantuan dana.
Perjalanan perjuangan Aceh Merdeka penuh lika-liku. Setelah 30 tahun lebih Husaini berada di luar negeri, mulai Malaysia, Swedia dan terakhir di Brisbane, Australia, kemudian kembali ke tanah air karena rasa cinta dan keinginan untuk memberikan sumbangsih saran untuk kemakmuran Aceh. (Popi Rahim)