Jumat, 19 April 24

Mantan Ketum PB HMI Terpilih Sebagai Pokja Pelayanan Kepemudaan

Mantan Ketum PB HMI Terpilih Sebagai Pokja Pelayanan Kepemudaan
* Arief Rosyid Direktur Merial Institute. (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Jakarta, Obsessionnews.com – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrowi akhirnya membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Pelayanan Kepemudaan. Pokja ini merupakan amanat Perpres 66/2017 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Pelayanan Kepemudaan.

Arief Rosyid sebagai Direktur Merial Institute menjadi salahsatu perwakilan non-pemerintah yang dilibatkan dalam Pokja. Selama dua tahun terakhir, Merial Institute dikenal konsisten mendorong implementasi Perpres yang diteken Presiden Jokowi pada Juli 2017 tersebut.

“Kami berterimakasih kepada Pak Menpora sebagai Ketua Pelaksana Tim Koordinasi. Pembentukan Pokja ini merupakan langkah maju untuk meningkatkan kualitas program-program pelayanan kepemudaan,” ujar Arief dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/5/2019).

Mantan Ketua Umum PB HMI ini mengungkapkan dari 35 anggota Pokja yang diteken Menpora, 30 di antaranya merupakan perwakilan Kementerian/Lembaga Pemerintah. Sisanya, 5 anggota merupakan perwakilan masyarakat, akademisi dan praktisi. Hal ini sesuai dengan ketentuan pada pasal 15 Perpres 66/2017.

“Kami mendorong Perpres Kepemudaan sejak 2014, sebelum Pak Jokowi jadi Presiden. Tahun 2015, saya sampaikan tuntutan ini langsung kepada Presiden Jokowi. Alhamdulillah tahun 2017, diterbitkan Perpres. Saya merasa bertanggung jawab untuk memastikan komitmen Presiden ini berjalan dengan baik,” ujar Arief.

Selain menetapkan anggota Pokja, Menpora sebagai ketua pelaksana koordinasi strategis juga meminta kementerian/lembaga untuk segera mengidentifikasi program kepemudaan tahun 2019. Hal ini dilakukan untuk mengefektifkan sinergi program dan kegiatan kepemudaan.

“Dengan koordinasi yang baik, kami berharap tidak ada lagi tumpang tindih program kepemudaan. Baik program yang mencakup isu kepeloporan, kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda, ke depan lebih terkoordinasi dan terukur pencapaiannya,” lanjut Arief.

Selama ini, pembangunan kepemudaan memang dikerjakan oleh berbagai kementerian/lembaga. Penyusunan program kerap terhadang minimnya riset data dan partisipasi pemuda. Akibatnya pencapaian dan evaluasi program tidak bisa diukur dengan baik.

“Keterwakilan lembaga masyarakat di dalam Pokja tentu penting untuk memperjuangkan aspirasi pemuda. Istilahnya participatory policy making. Saya siap berkeliling ke OKP dan kelompok-kelompok pemuda, mendengar aspirasi teman-teman. Concern kita memang disitu,” pungkas Arief. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.