
Kerang menjadi salah satu jenis makanan laut (seafood) yang lumayan enak rasanyai. Tak hanya karena memiliki rasa yang lezat, kerang menjadi “primadona” karena lebih mudah ditemui dan memiliki harga yang terjangkau. Beberapa jenis kerang yang sering dikonsumsi adalah kerang dara dan kerang hijau.
Namun yang harus diperhatikan, bagi pecinta makanan kerang sebaiknya membatasi konsumsi jenis makanan yang satu ini. Segala sesuatu yang berlebihan tentu tidak memiliki dampak yang baik untuk kesehatan, termasuk soal makanan. Kebanyakan makan kerang ternyata bisa memicu berbagai dampak, mulai dari keracunan, hingga overdosis vitamin B 12.
Waspada Risiko Keracunan Kerang
Kerang memiliki sifat “menyedot” apa saja yang ada di sekitar lingkungannya, tujuannya adalah untuk bertahan hidup. Berita buruknya, kerang tidak memiliki filter dalam melakukan hal ini. Artinya, kerang benar-benar menyedot semua yang berada di sekitar habitatnya, termasuk racun atau zat berbahaya.
Hal itu semakin diperparah jika kerang hidup di tempat yang banyak limbah-limbah industri dan mengandung logam berat. Kerang menjadi jenis hewan laut yang sangat mudah terkontaminasi bakteri atau virus penyebab penyakit. Nah, terbayang kan apa jadinya jika tubuh mengonsumsi kerang tersebut? Limbah yang disedot kerang mungkin akan berubah menjadi zat berbahaya dan membuat seseorang keracunan.
Selain risiko keracunan, mengonsumsi kerang dalam jumlah berlebihan juga bisa membuat seseorang mengalami overdosis vitamin. Pasalnya, kerang memiliki kandungan vitamin B12 yang dibutuhkan tubuh. Vitamin ini berperan dalam pembentukan asam amino dan enzim yang penting untuk produksi hemoglobin.
Mengonsumsi kerang bisa membantu memenuhi asupan ini, tapi jika berlebihan, tubuh malah bisa mengalami overdosis. Terlalu banyak mendapat asupan vitamin B12 malah bisa memicu gangguan kesehatan. Orang yang mengonsumsi kerang secara berlebih rentan mengalami kulit gatal-gatal, muncul ruam merah, hingga diare.
Mengenali Gejala Keracunan
Berlebihan dalam mengonsumsi kerang bisa menyebabkan seseorang keracunan. Salah satu gejala yang sering muncul pada kondisi ini di antaranya mual, gatal-gatal, diare, hingga vertigo. Biasanya, risiko keracunan akan semakin meningkat tergantung kebersihan kerang yang dikonsumsi.
Sayangnya, hal ini agak sulit untuk dideteksi, karena sangat tidak mungkin untuk mengetahui seperti apa lingkungan hidup kerang sebelumnya. Terkadang, walau kerang diolah sendiri di rumah, tetap tidak menjamin. Maka dari itu, salah satu cara terbaik untuk menghindari keracunan karena kerang adalah dengan membatasi jumlah konsumsi harian makanan laut yang satu ini.
Gejala keracunan biasanya terjadi beberapa saat setelah kerang atau makanan beracun lain masuk ke dalam tubuh. Kadang, gejala keracunan baru akan terlihat setelah dua atau tiga hari. Biasanya, gejala yang umum terjadi adalah perasaan mual dan muntah, hingga sakit perut dan kram yang terasa mengganggu.
Jika mengalami keracunan, dianjurkan untuk banyak mengonsumsi banyak air minum agar terhindar dari dehidrasi alias kekurangan cairan tubuh. Keracunan makanan umumnya tidak membutuhkan pengobatan khusus dan akan sembuh dengan istirahat yang cukup. Namun, jika kondisi semakin memburuk, segera lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mendapat pertolongan pertama. (Halodoc/Red)