Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Mahasiswa Unsoed Atasi Hama Wereng

Mahasiswa Unsoed Atasi Hama Wereng
* Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M)

Purwokerto – Hama wereng mejadi wabah yang menyerang tanaman padi pada bulan Oktober 2016 sampai dengan Agustus 2017 lalu. Terdapat sekitar 63.000 Hektar sawah di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur terkena serangan hama wereng (Kompas, 4/9/2017).

Hal tersebut banyak menimbulkan kerugian bagi petani, salah satunya yaitu petani organik di Desa Piasa Kulon, Banyumas. Keadaan ini mengusik perhatian mahasiswa Fakultas Pertanian (Faperta) dan Fakultas Teknik (FT) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).

Mereka adalah Hatika Rahmawan dan Ria Elsani (Jurusan Agroteknologi Faperta) dan Imaludin Sopandi, Aris Budiyanto, dan Muhammad Yusuf Fadillah (Jurusan Elektro FT). Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M), yang didanai oleh Kemenristekdikti, mereka bergerak untuk membantu petani di Desa Piasa Kulon, Kecamatan Somagede, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

“Serangan hama wereng yang menimpa petani sangat merugikan, petani mengalami kerugian gagal panen, serangan hama wereng tersebut tidak dapat dihindari, Hal ini mendasari kami untuk menciptakan teknologi yang dapat membantu petani” ujar mahasiswi Fakultas Pertanian Unsoed, Hatika sebagai ketua tim pengabdian masyarakat.

Kelompok Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M), dan Dosen Pembimbing (Dr. Ardiansyah)

Kegiatan dimulai dari survey lokasi pada salah satu kelompok tani organik “Ngudi Mratani” di Desa Piasa Kulon. Kelompok tani ini adalah salah satu kelompok tani yang mengalami kerugian akibat hama wereng. Sosialisasi terkait alat yang akan dibuat hingga perancangan mulai dilakukan semenjak awal bulan April 2018.

Teknologi “Hibrida Ultrasonik-LED” yang dikembangkan, dibuat berdasarkan penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai gelombang ultrasonik dan juga light trap. Teknologi ini merupakan teknologi terbaru yang menggabungkan keduanya.

Hama Wereng pada frekuensi gelombang ultrasonik (frekuensi 40 – 60 kHz) tertentu akan menyebabkan gerakannya pasif (tidak bergerak). Pasifnya gerakan hama wereng mempengaruhi pola makan, sehingga pencernaannya terganggu. Lama kelamaan bisa menyebabkan kematian.

“Kami menggunakan hasil penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai ultrasonik dan juga cahaya, serta menggabungkan keduanya. Teknologi ini kami namakan Teknologi Hibrida Ultrasonik-LED”, ujar Aris, mahasiswa Fakultas Teknik Unsoed yang juga tim pengabdian masyarakat.

Sosialisasi telah dilakukan di Balai Desa Piasa Kulon, Banyumas pada tanggal 18 April 2018. Dalam sosialisasi tersebut dipaparkan pengenalan alat dan prinsip kerja alat hybrid yang dikembangkan.

Dosen Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Unsoed, Dr Ardiansyah selaku pembimbing, berharap teknologi ini dapat membantu mengatasi serangan hama wereng yang menyerang petani, khususnya pada pertanian organik yang tidak menggunakan pestisida dan pupuk sintesis.

Meski tidak menggunakan pestisida, diharapkan serangan hama tetap dapat dikendalikan dan mengurangi resiko gagal panen karena dibantu juga oleh teknologi hybrid”.

Salah satu pakar hama dan penyakit tanaman dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed Dr. Rostaman berharap kelompok PKM-M ini dapat membuktikan efektivitas lat ini di lapangan, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menolong petani.

Hal senada juga di ungkapkan Hadi Sumarno selaku ketua Kelompok Tani Organik “Ngudi Mratani”. Ia menyatakan antusiasme dari anggota kelompoknya. “Hal ini merupakan hal yang sangat baru bagi kami. Kami harap teknologi ini juga dapat mengatasi hama-hama yang lain,” paparnya. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.