Jumat, 26 April 24

Mahasiswa Indonesia Ngamen di Belanda, Bantu Nepal

Mahasiswa Indonesia Ngamen di Belanda, Bantu Nepal

Nepal, Obsessionnews – Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Nijmegen mengadakan acara penggalangan dana untuk gempa NEPAL pada Rabu (6/5) dan Kamis (7/5/2015). Koordinator acara, Ferry Dwi Putra mengatakan, meski dilakukan dalam terpaan hujan dan angin kencang serta suhu yang tidak terlalu bersahabat untuk musim semi, yakni sekitar 10 derajat, namun dana yang terkumpul cukup menggembirakan.

“Tak kurang 45 Euro berhasil dikumpulkan di hari pertama,” tutur Ferry bersemangat. Kegiatan itu dilakukan dengan bermain musik dan menyanyi di tengah kota Nijmegen, kota di timur Belanda yang juga tempat kelahiran ibunda filsuf Karl Marx dan gitaris Eddie van Halen.

Manunggal 5

“Awalnya kami sempat pesimis akan mampu meraup sumbangan, karena cuaca yang tidak baik. Ditambah lagi, kami tidak melakukannya di kala weekend ketika pusat kota tengah ramai. Tapi ternyata sambutan masyarakat cukup baik, tutur Manunggal K. Wardaya, mahasiswa doktoral bidang hukum sekaligus gitaris di acara tersebut menambahkan. Agar masyarakat terhibur, mereka sengaja memainkan lagu-lagu yang segera mudah diketahui.

Manunggal 2Manunggal 3

“Lagu yang ditampilkan adalah yang kami rasa familiar dengan masyarakat seperti Blowin’ in the Wind, Donna Donna, Here Comes the Sun” terang Rahmat Yanuar, mahasiswa doktoral Radboud Universiteit Nijmegen yang bertindak sebagai pemain perkusi.

Yang unik dari kegiatan ini adalah bahwa para ‘pengamen’ yang tampil di hari pertama semuanya adalah mahasiswa yang tengah menempuh studi doktoral. Asteria Devy yang menjadi penyanyi utama misalnya adalah mahasiswa doktoral bidang Psikologi sedangkan Maria Ingrid pula mahasiswa doktoral bidang studi Agama.

Manunggal 4

“Kegiatan ini membuat kami harus menyisihkan waktu di tengah kejaran studi yang juga melelahkan, namun kami senang melakukannya. Walau sedikit semoga bisa meringankan penderitaan mereka yang tertimpa musibah di Nepal,” kata Asteria dan Maria serempak. (Ars)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.