Minggu, 2 April 23

Mafia Migas, Petral dan SBY

Mafia Migas, Petral dan SBY

Mafia Migas, Petral dan SBY
Oleh: Salamuddin Daeng

Belakangan ini isu mafia migas kembali menguat. Petral sebagai anak perusahaan PT. Pertamina kembali menjadi sasaran tembak. Tidak main-main, tuduhan mafia Petral ini langsung keluar dari mulut Menteri ESDM Sudirman dan Tim Reformasi Tata Kelola Migas atau Pemberantasan Mafia Migas  Faizal Basri. Lebih dahsyat lagi tuduhan sebagai otak mafia secara tidak langsung diarahkan kepada Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Luar biasa!

Tuduhan sudah dikeluarkan oleh pejabat resmi pemerintahan Jokowi. Dengan demikian ada dua hal yang harus dibuktikan. Pertama, tuduhan Petral memang merupakan sarang mafia migas. Kedua, tuduhan SBY adalah otak yang melindungi mafia migas. Jika kedua hal tersebut tidak dapat dibuktikan, maka kredibilitas pemerintahan Jokowi dipertaruhkan.

Lembaga penegak hukum yakni Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisian dan Kejaksaan tidak boleh tinggal diam. Seluruh lembaga penegak hukum harus bekerja keras untuk membuktikan bahwa memang Petral merupakan kandang mafia migas dan harus segera memeriksa SBY sebagai tertuduh komandan dari mafia migas tersebut. Jika lembaga hukum di bawah pemerintahan Jokowi ini gagal, maka pemerintahan ini hanya akan dianggap masyarakat sebagai tukang memperkeruh suasana dan doyan menciptakankekacauan politik.

Membuktikan secara hukum bahwa Pertral sarang mafia dan SBY adalah otaknya merupakan pertaruhan besar pemerintahan Jokowi. Keberhasilan membongkar mafia migas ini akan mengubah pandangan publik bahwa selama ini pemerintahan Jokowi hanya omong kosong. Publik tidak akan lagi menganggap bahwa pemerintahan Jokowi senang memancing di air keruh, dan didalam keruhnya air tersebut justru mafia baru disekitar penguasa bermunculan menggarong minyak.

Membuktikan bahwa Petral adalah sarang mafia dan SBY adalah otaknya merupakan tanggung jawab hukum pemerintaha Jokowi. karena jika tidak dapat dibuktikan, maka Sudirman Said dan Faizal Basri yang harus diperiksa aparat hukum, karena keduanya telah mebubarkan anak perusahaan Pertamina Petral, setiap hari mengobok-obok Pertamina dan menjadikan isu ini sebagai taktik untuk mengganti importir dari mafia lama ke mafia baru, yang diduga memiliki kedekatan dengan penguasa. [#]

*) Salamuddin Daeng – Pengamat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) dan Peneliti The Indonesia for Global Justice (IGJ).

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.