Sabtu, 20 April 24

LPDB Dukung Pengembangan Ekosistem Sapi Perah Unpad

LPDB Dukung Pengembangan Ekosistem Sapi Perah Unpad
* Dirut LPDB-KUMKM Supomo mengikuti Panen Perdana Jagung untuk Pakan Ternak Sapi Perah KPBS Pengalengan. (Foto: dok LPDB-KUMKM)

Bandung, Obsessionnews.comLembaga Pengelola Dana Bergulir – Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) mendorong Universitas Padjajaran (Unpad) bersama koperasinya terus memperluas pengembangan ekosistem sapi perah hingga bisa menjadi percontohan atau pilot project bagi perguruan tinggi dan koperasi di Tanah Air.

“LPDB siap memberikan dukungan penuh kepada Unpad, lewat koperasinya yang baru dibentuk, baik dalam aspek permodalan, sebagai integrator maupun pengembangan model bisnisnya,” kata Dirut LPDB, Supomo, di SPLP Unpad, Arjasari, Bandung, Senin (21/3/2022).

Supomo saat Panen Perdana Jagung untuk Pakan Ternak Sapi Perah KPBS Pengalengan itu menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan realisasi dari Program Pengembangan Ekosistem Sapi Perah di KPBS Pangalengan, yang diinisiasi LPDB-KUMKM bersama Unpad dan KPBS Pengalengan sejak Juli 2021 lalu dan resmi dimulai penanaman benih jagung di lahan milik Unpad Arjasari pada 8 Desember 2021.

Pada lahan yang dijadikan demplot jagung di tanah seluas 1,3 hektare itu diperkiraan menghasilkan panen di kisaran 65 ton jagung. Jumlah produksi jagung ini ke depan akan terus bertambah sejalan dengan komitmen pihak Unpad bersama koperasinya untuk memperluas areal tanam dan mengembangan lima varietas unggulan jagung khusus pakan ternak.

“Kita dorong koperasi Unpad yang melakukan langsung pengembangan komoditas jagung ini, bahkan bisa membuat Silase jagung dengan KPBS Pangalengan sebagai offtaker-nya,” ucap Supomo.

Supomo mengaku senang berkolaborasi dalam pengembangan ekosistem ini bersama Unpad dan KPBS Pengalengan. Hal ini lantaran hasil riset perguruan tinggi bisa langsung bermanfaat bagi masyarakat dan sektor-sektor yang membutuhkan, dalam hal ini peternak sapi perah.

“Riset yang menghasilkan ya disini, sekali riset langsung membuahkan hasil dan mampu mengoptimalisasi produksi. Mudah-mudahan ini bisa menjadi piloting, karena pasti daerah lain banyak yang mau ikut meniru. Tidak hanya masyaarakat, perguruan tinggi lain pun pasti mau ikutan mencontoh,” katanya.

Lebih lanjut, Supomo juga mengusulkan Unpad untuk mengembangkan ternak sapi perah, dengan target penjualan bibitnya untuk peternak lokal. Hal ini juga bisa menjadi antisipasi jika terjadi oversupply jagung dan permintaan pakan dari peternak yang menurun.

“Sapi indukan bis akita impor dari New Zealand atau Australia, kita pelihara disini nanti anakan atau bibitnya bisa kita jual ke peternak di KPBS Pengalengan untuk pengganti sapi-sapi perah yang sudah tidak produktif. LPDB siap support ini, termasuk impor sapi indukan melalui koperasi,” katanya.

Ditempat yang sama, Dekan Fakultas Pertanian Unpad, Meddy Rachmadi menyampaikan komitmennya untuk meningkatan kerjasama dengan LPDB-KUMKM dan KPBS Pengalengan dalam Pengembangan Ekosistem Sapi Perah.

Saat ini, kata Meddy, Unpad sedang menyiapkan uji coba lima varietas unggulan jagung khusus pakan ternak yang belum dilepas. Selain itu juga akan menambah areal tanam jagung untuk meningkatkan produksi.

“Kami sangat komitmen untuk pengembangan ini, apalagi disampaikan Dirut LPDB-KUMKM tadi bahwa pasar atau marketnya sudah tersedia,” kata Meddy.

Sementara itu, Ketua Pengurus KPBS Pangalengan, Aun Gunawan mengungkapkan, bahwa potensi pasar susu sangat besar, namun Indonesia baru bisa memenuhinya secara mandiri sebanyak 20 persen dari kebutuhan. Pun begitu dengan permintaan dari negara lain saat ini sedang meningkat.

Ia berharap dengan pengembangan jagung pakan ternak ini bisa meningkatkan produktivitas sapi perah khususnya di peternak KPBS Pangalengan. Apalagi, diungkap Aun, persoalan pasokan jagung sebagai pakan ternak selama ini terus berulang.

“Saya bersyukur dengan adanya panen jagung di lahan Unpad Arjasari ini bisa membantu peternak sapi di KPBS Pangalengan memenuhi kebutuhan pakan ternak, karena sapi perah itu sasarannya jagung tidak bisa yang lain. Pernah kita coba sorgum sebagai alternatif saat pasokan jagung sulit didapat dan mahal, tetapi tidak berhasil,” ujar dia.

Ia juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan LPDB-KUMKM, Kementerian Koperasi dan UKM berserta Dinas Koperasi Kabupaten dan Kota Bandung atas perhatiannya terhadap peternak sapi perahan. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.