Obsessionnews.com – Investor ulung Indonesia, Lo Kheng Hong menjadi konglomerat karena saham. Ia bahkan dijuluki ‘Warren Buffet’-nya Indonesia. Saham Mercy harga bajaj adalah jargon yang kerap digaungkannya. Ia pun ogah beli saham bajaj harga Mercy.
Saham Mercy harga bajaj adalah saham yang berpotensi mengalami kenaikan besar di kemudian hari atau yang terus bertumbuh tiap tahunnya, namun dibeli dengan harga murah. Saham bajaj harga Mercy, sebaliknya.
“Saya tidak punya saham Bank Digital. Kenapa? Pertama, karena asetnya kecil hanya sekitar 20 triliun. Kedua, valuasinya mahal-mahal selangit. Kalau saya biasa membeli saham Mercy harga bajaj, itu (bank digital) bajaj harga Mercy. Sekarang, saya cuma membeli saham bank-bank swasta yang asetnya 250 – 350 triliun. Saya pernah bekerja di bank selama 17 tahun, sangat tidak mudah mengembangkan bank beraset 20 triliun menjadi 250 triliun. Apalagi sekarang lebih sulit lagi,” jelas pria yang akrab disapa Pak Lo yang saat ini tercatat masuk sebagai salah satu pemegang saham terbesar di dua emiten bank swasta nasional tersebut dalam acara PermataBank “Wealth Wisdom Harmonious Wealth Journey”, belum lama ini.
Lantas, bagaimana kriteria saham Mercy harga Bajaj? Lo mengatakan, dalam kehidupan nyata membeli Perusahaan Mercy yang dijual seharga bajaj tidak ada, tapi di bursa saham ada.
“Karena banyak orang yang melakukan jual-beli, dia tidak tahu apa yang dia jual dan beli, mereka hanya membeli kucing dalam karung. Saham itu high risk, high gain, tapi sebetulnya risiko itu datang dari ketidak tahuan kita. Tentu saja kalau ingin membeli Mercy harga bajaj, kita harus tahu secara mendalam perusahaan itu bagus dan bervalue atau tidak dan yang penting karakter manajemen dan pemegang sahamnya,” ungkap Lo.
Ia juga menganjurkan untuk membeli perusahaan yang price earning ratio (PER) dan price-to-book value (P/B) rendah. (Gia)
