Sabtu, 20 April 24

Lembaran Pada Buku Yang Mengajak Radikal, Digunting Saja

Lembaran Pada Buku Yang Mengajak Radikal, Digunting Saja
* cover buku diduga ajak radikalisme

Bandung, Obsessionnews – Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Ellih Sudiapermana mengajak para Kepala Sekolah dan guru untuk menggunting lembaran buku pelajaran yang didalamnya diduga mengajak untuk radikal, sehingga dapat dilewati oleh para pelajar dan dapat berkonsentrasi terhadap tema yang lainnya.

Demikian menurut Ellih disampaikan kepada obsessionnews.com saat menghadiri doa bersama para pelajar SMA/MA/SMK se-Kota Bandung menjelang Ujian Nasional/UN, Rabu (8/4) di Pusat Dakwah Islam Atau Pusdai Jabar.

Ellih meragukan apabila buku tersebut ditarik semua, karena selain perintah tersebut harus datang dari pusat juga sudah menyebar dikalangan pelajar tingkat SMA. “yang penting saat ini ketika masuk lembaran tersebut digunting atau dilipat saja sehingga tema tersebut dilewat, namun begitu kan tidak menutup kemungkinan kalau para pelajar tersebut membuka di media lain seperti internet atau media lainnya”, ucap Ellih.

Ia pun meminta agar para pelajar tidak tergoda untuk membacanya, begitupun para kepala sekolah dan para guru agar tetap mengawasi anak- didiknya. Menyinggung masalah kebocoran soal UN di kota Bandung Ellih menilai pihaknya tetap melakukan koordinasi dengan pihak terkait agar kebocoran soal itu tidak terjadi, sehingga Ujian Nasional akan berlangsung secara fair.

“Kebocoran soal yang terjadi tahun lalu itu kan sumbernya bukan dari disdik, bahkan pelakunya sudah disidangkan, ya kita semua berupaya agar hal itu tidak terjadi lagi, meskipun UN bukan penentu kelulusan tapi kita tetap melakukan persiapan secara matang,” ucapnya.

ellih

Sementara itu Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan direncanakan menarik 1700 buku Agama Islam yang disinyalir mengajak kepada radikalisme dan  sudah beredar di sejumlah SMK/SMA dan MA yang ada di Jabar. Buku tersebut sudah beredar sejak bulan Juli 2014 lalu.

“Kita akan tarik buku-buku tersebut, namun akan berkoordinasi dulu dengan pihak dinas pendidikan di kota dan Kabupaten di Jawa Barat, ya Disik Jabar lah nanti yang akan menindaklanjuti secara teknis”, ucap Aher. Aher juga menjelaskan buku tersebut bukan dari Kemendikbud dan merupakan penulis pribadi dan diterbitkan secara pribadi pula, sehingga pengawasannya kurang. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.