Kamis, 25 April 24

Lebih 50% Karyawan Perempuan Alami Pelecehan Seksual di Kantor

Lebih 50% Karyawan Perempuan Alami Pelecehan Seksual di Kantor
* Kebanyakan para wanita ini tidak melaporkan kasus pelecehan seksual yang mereka alami kepada atasan mereka. (BBC)

Penelitian terbaru yang dilakukan oleh lembaga TUC mengungkapkan, lebih dari 50% karyawan perempuan dilecehkan secara seksual di tempat kerja.

Kebanyakan dari para perempuan korban pelecehan tersebut mengaku tidak melaporkan kejadian yang mereka alami.

Lewat survei yang dilakukan pada 1.500 wanita ditemukan ada dua bentuk pelecehan seksual yang dialami para perempuan.

Sepertiga dari mereka menjadi bahan lelucon yang dilontarkan rekan kerja, dan 25% responden mengaku anggota tubuhnya disentuh.

Kepala TUC Frances O’Grady mengatakan hal itu menyebabkan para karyawan perempuan merasa malu dan takut.

Ia menyebutnya sebagai sebuah “skandal” ketika hanya sedikit perempuan yang merasa atasan mereka telah menangani permasalahan ini dengan tepat.

Pelecehan seksual di tempat kerja bisa dalam berbagai bentuk, mulai dari komentar-komentar yang tidak pantas, lelucon soal kehidupan seks rekan kerja sampai menyentuh anggota badan, berpelukan atau berciuman, dan bahkan tuntutan tentang kenikmatan seksual, kata TUC.

Para manajer
Sembilan dari 10 kasus ini, para pelaku pelecehan seksual adalah laki-laki dan hampir satu dari lima perempuan (17%) mengungkapkan bahwa para pria itu adalah manajer mereka langsung, atau seseorang yang berwenang di atas mereka.

Sebagian besar (79%) dari para wanita yang menjadi korban pelecehan seksual tidak melapor pada atasan mereka.

Sebanyak 28% dari para wanita itu mengaku takut hal itu akan mempengaruhi hubungan kerja mereka di kantor jika melaporkan pelecehan seksual, sedangkan 15% lainnya khawatir akan prospek karier mereka.

Hampir seperempatnya (24%) tidak melaporkan pelecehan seksual karena mereka merasa bahwa atasannya tidak akan mempercayai atau tidak menganggap serius hal itu.

Kebanyakan para wanita ini tidak melaporkan kasus pelecehan seksual yang mereka alami kepada atasan mereka. (BBC)
Kebanyakan para wanita ini tidak melaporkan kasus pelecehan seksual yang mereka alami kepada atasan mereka. (BBC)

Sementara sebanyak 20% dari para wanita itu mengatakan mereka terlalu malu untuk melaporkan kejadian tersebut.

Jumlah yang paling banyak mengalami pelecehan seksual adalah para pekerja wanita dengan usia muda. Hampir dua-pertiga (63%) dari 138 wanita berusia antara 18 dan 24 tahun yang telah disurvei mengatakan dilecehkan secara seksual di tempat kerja.

Wanita-wanita muda ini biasanya berstatus sebagai karyawan lepas dan sementara. Mereka juga cenderung menjalankan peran yang lebih yunior di kantor, yang semuanya dapat menjadi faktor dalam pelecehan seksual, kata TUC.

Survei TUC juga menemukan:

Lebih dari satu dari empat (28%) menjadi sasaran komentar-komentar berbau seksual tentang tubuh atau pakaian mereka di tempat kerja.
Sebanyak lima (20%) mengalami pelecehan seksual secara verbal di kantor.
Dan sekitar satu dari delapan perempuan (12%) tidak menyukai anggota tubuhnya disentuh atau dicium.

Komentar-komentar Bernada Seksual
Seorang wanita muda yang tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada TUC bahwa ia sebelumnya bekerja di kantor yang hampir semua pegawainya laki-laki.

“Komentar-komentar bernada seksual tentang saya ataupun orang lain, baik kepada saya ataupun yang terdengar oleh saya, adalah fakta di tempat kerja sehari-hari. Sebagian ucapan mereka terdengar kasar,” katanya.

Sedangkan wanita lainnya mengungkapkan kepada TUC: “Salah seorang rekan kerja saya terus mencoba untuk mempermalukan saya di depan 10 sampai 16 orang pada satu waktu. Karena ia lebih tua dan seorang ayah, orang-orang yang yang lebih muda menghormatinya.”

Laura Bates, pendiri Everyday Sexism Project yang membantu dengan laporan tersebut, mengatakan banyak orang berpikir bahwa pelecehan seksual di tempat kerja adalah sesuatu dari masa lalu.

“Padahal dalam kenyataannya kasus pelecehan seksual itu tetap ada dan memiliki dampak besar pada puluhan ribu kehidupan perempuan.” (BBC)

Sumber: bbc.com

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.