Jumat, 29 Maret 24

Breaking News
  • No items

Lawan Paham Radikal Lewat Khutbah Jumat

Lawan Paham Radikal Lewat Khutbah Jumat
* Insep gelar Lawan Paham Radikal Lewat Khutbah Jumat. (Dok: Insep)

Jakarta, Obsessionnews.com – Sekitar 400 khatib, pengurus masjid, penyuluh dan tokoh agama serta dosen dan guru Pendidikan Agama Islam dari sejumlah kota di Indonesia, yaitu Poso-Palu, Makassar, Solo dan Jabodetabek, menghadiri seminar di Bidakara Jakarta.

Acara yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Society Empowerment (INSEP) ini pada 26 April 2018 ini bertemakan “Melawan Narasi Radikal: Memperkuat Kapasitas Khatib, Pengurus Masjid dan Penyuluh Agama”.

Dalam keteragan tertulis yang diterima Obsessionnews.com, Jumat (27/4/2018) dijelaskan, Ketua Yayasan INSEP, KH A. Syafii Mufid mengatakan, bahwa seminar ini berupaya mensosialisasikan kepada para pemuka agama di daerah-daerah untuk bisa melawan penyebaran paham radikal melalui khutbah Jumat.

Menurutnya, INSEP telah memprakarsai sebuah program dengan para ulama yang bertujuan untuk memperkuat peran dan kapasitas para khatib, pengurus masjid dan penyuluh agama dalam upaya menghasilkan narasi religius kontra-radikal sejak 2016-2017.

Serangkaian program terdiri dari penelitian, pelatihan, termasuk pendampingan berbasis masjid melibatkan kemitraan dengan tokoh agama, institusi keagamaan dan perwakilan Kementerian Agama di tingkat nasional dan lokal.

Syafii menambakan, bahwa kegiatan INSEP menghasilkan output program adalah pemetaan khutbah Jumat berbasis penelitian di 45 masjid yang berada di tiga wilayah, yakni Jabodetabek, Solo (Jawa Tengah), kota Palu dan Poso (Sulawesi Tengah).

Program lain ialah manual naratif kontra-radikal untuk khatib, pengurus masjid dan penyuluh agama yang dikembangkan berdasarkan hasil pemetaan dan 45 perwakilan yang terlatih dari khatib dan manajemen masjid di wilayah.

Selain itu, adanya penyediaan fasilitasi kepada perwakilan khatib dan manajemen masjid yang terlatih dalam mengimplementasikan manual narasi kontra-radikal dengan cara pendampingan.

Sementara itu, hadir dalam acara ini Sekjen Kementerian Agama RI Nur Syam. Ia menyatakan bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi disintegrasi bangsa disebabkan oleh adanya keinginan untuk mengubah haluan negara.

Ada sebagain kecil warga masyarakat yang menginginkan negara ini berdasarkan atas agama tertentu. Ini yang perlu dihadapi dan dilawan dengan narasi positif agar tidak terjadi upaya-upaya untuk merongrong keutuhan bangsa dan negara.

Upaya yang dilakukan civil society seperti INSEP ini penting untuk mengajak para pemuka agama dalam jalan yang lurus. Terus menyebarkan narasi positif untuk membangun bangsa dan negara, dan bukan menyebarkan narasi radikal, hoax yang akan mengganggu keutuhan dan memecah belah ummat.

Staf Ahli Sosek Kapolri Gatot Eddy Pramono juga mengatakan bahwa kita perlu melakukan upaya-upaya bersama dalam memerangi Radikalisme yang mengatas namakan agama dengan melawan hate speace dan berita-berita hoax. Dengan selalu menampilkan optimisme dan nilai keagamaan yang berisi akhlakul karimah akan menjadikan bangsa kita dapat bekerja secara baik dan berfikir positif sehingnga menjadikan banga kita menjadi negara yang besar.

Sementara Direktur Pencegahan BNPT Hamli menyampaikan bahwa pentingnya semua pihak bekerjasama dan melakukan sinergi dalam memerangi radikalisme dan terorisme ini. Faktor-faktor yang menjadikan seseorang radikal dan teroris perlu keterlibatan semua pihak baik dari Kepolisian, BNPT, Kementerian Agama, Kemensos, TNI, dan Lembaga Negara agar faktor pemicu timbulnya radikalisme dapat diatasi baik dari Ideologi keagamaan, faktor kesejahteraan, faktor keadilan dan faktor-faktor lainnya.

Sedangkan di sesi seminar dari Bina Paham Keagamaan Islam dan Penanganan Konflik Dirjen Bimas Islam RI Siti Nur Azizah, mengajak peserta untuk menerapkan apa yang telah disampiakan oleh para pembicara dalam keynote speaker sampai saat ini.

 

Tak ketinggalan Perwakilan dari Densus 88 Nur Wahid menambahkan bahwa agama islam banyak mengajarkan kebaikan dengan memberikan contoh tauladan akhlak mulia Rasulullah. Jalan terbaik dalam akhlakul karimah adalah ajaran terdalam dari agama Islam itu sendiri, seperti yang dikatakan oleh Rasulullah, bahwa beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.

 

“Ini merupakan ajaran sufi yang mengajak pada budi pekerti yang baik. Ketika masyarakat Indonesia mempunyai akhlak yang baik, tentu akan membuat masyarakat baik dan tidak melakukan hal-hal tercela apalagi melanggar hukum,” ungkapnya.

 

Dalam seminar ini, ada sekitar 10 naskah khutbah dari  berbagai daerah yang diberi penghargaan sebagai naskah khutbah yang terbaik dari ratusan khutbah jum’ah yang dikumpulkan oleh INSEP. Penghargaan diberikan kepada penulisnya yang kesemuanya adlaah khatib jum’at dan pemuka agama yang menjadi khotib ju’mah di penjuru Indonesia. (Popi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.