Senin, 25 September 23

Laode: PAN Mustinya Jadi Contoh Parpol Reformasi

Laode: PAN Mustinya Jadi Contoh Parpol Reformasi

Jakarta,  Obsessionnews – Berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN ) pada 17 tahun lalu terkait erat dengan semangat gerakan reformasi. Amien Rais (AR) pada saat itu diposisikan sebagai salah satu lokomotif gerakan reformasi sampai pada lengsernya rezim penguasa orde baru Soeharto.

“AR dan kawan-kawan dirikan PAN yang niscaya misinya sebagai upaya pengejawanatahan misi reformasi pada tingkat negara, di mana memang parpol berlambang matahari bersinar itu selama tiga pemilu di era reformasi berhasil masuk dan bertahan sebagai parpol papan tengah,” tutur Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, La Ode Ida, kepada Obsessionnews, Minggu (1/3/2015).

La Ode Ida mengingatkan, AR pun berperan penting di PAN, mulai sebagai Ketua umumnya sampai saat ini sebagai Ketua MPP PAN. “Tapi keberadaan PAN, kalau jujur diakui, kini agaknya semakin jauh dari substansi perjuangan reformasi,” ungkap mantan Anggota PAN ini.

Menurut La Ode, kini praktik korupsi justru dipraktikkan oleh oknum-oknum politisi PAN. Bahkan, kata La Ode,  ada pejabat tinggi PAN belum lama ini diperiksa oleh KPK dalam posisi sebagai saksi atas dua dugaan kasus korupsi cukup besar dalam alih fungsi hutan, di Kabupaten Bogor yang sudah jadikan Bupati Bogor sebagai tersangkanya dan juga di Riau yang melibatkan Gubernur Riau yang sekarang jadi tahanan KPK.

Selain itu, lanjutnya, kasus kepemilikan rekening gendut yang ternyata juga diberitakan ada salah satu orang PAN di suatu daerah. “Pihak PAN terus saja membiarkannya berperan dan berpengaruh di PAN, bahkan konon jadi bagian sumber pembiayaan PAN,” duganya.

“Jika info ini benar, maka PAN terus merawat figur-figur korup dan bahkan memanfaatkannya, adalah bertentangan dengan substansi perjuangan reformasi,” tandas La Ode.

Selain itu, mantan aktivis ini menilai praktik  nepotisme sangat dahsyat dilakukan di berbagai daerah. “Anak, istri, saudara kandung, bapak, ibu, mertua dan barisan keluarga inti, diporsikan dan bahkan dipaksakan untuk jadi pejabat briokrasi di daerahnya, pejabat politik (DPR, DPRD, DPD), dan juga menggarap bisnis atau proyek. Singkatnya, PAN berhasil membangun dinasti keluarga di sejumlah daerah dan terus dibiarkan,” bebernya.

Lebih lanjut, La Ode menyoroti fenomena dukungan AR pada calon Ketua umum dalam Munas Bali sekarang ini, justru sangat kuatkan praktik membangun dinasti keluarga di bawah persetujuan AR. “Soalnya Zulkifli Hasan adalah besan AR. Jika saja tak jadi besan barangkali Pak AR tak akan dukung dia,” tuturnya. (Asma)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.