
Jakarta – Bursa saham Indonesia turun ke level terendah dalam enam pekan dan rupiah hentikan reli selama empat hari atas kecemasan investasi akan tertunda sampai munculnya nama pemenang yang jelas dalam pemilihan presiden.
Indeks Jakarta Composite turun sebesar 1.7% menjadi 5.013.449 pada break jam perdagangan hari ini, mengurangi penguatan mingguannya menjadi 2.2%. Indeks kemarin naik ke level tertinggi setelagh banyak lembaga quick counts menunjukkan Jokowi memenangkan pemilihan tanggal 9 Juli lalu. Rupiah tergelincir sebesar 0.1% menjadi 11,588 per dollar, menurut data yang di ambil dari bank lokal. Rupiah telah menguat sebesar 2.5% sejak 4 Juli.
Investor asing memasukan dana sebesar $362 juta ke pasar ekuitas Indonesia kemarin, itu merupakan arus masuk terbesar sejak bulan Maret, atas optimisme pasar bahwa Jokowi akan meniru kesuksesannya sebagai Gubernur DKI Jakarta ke skala nasional seperti mengurangi birokrasi dan meningkatkan pendapatan pajak. Jokowi telah unggul sekitar 5%, menurut hasil hitung cepat dari dua lembaga survey yang menyatakan kemenangan buat dia. Sementara itu rivalnya, Prabowo Subianto tidak setuju, dengan mengatakan bahwa sejumlah lembaga survey yang dia gunakan menunjukkan dia menjadi pemenangnya.
“Dengan salah satu pihak menolak mengakui lawannya menang, itu telah memberikan ketidakpastian di pasar,” kata John Rahmat, kepala riset ekuitas di PT Mandiri Sekuritas di Jakarta. Dia menegaskan perkiraannya untuk bursa sahm akan naik sebesar 11% menjadi 5,550 pada akhir tahun ini.
Indonesia akan menunggu hingga 22 Juli untuk mendapatkan hasil akhir pemenang pemilu, dan mungkin sampai akhir Agustus jika ada tuntutan hukum. (IPOT)