Sabtu, 20 April 24

Langgar HAM Muslim Uighur, Ekspor China Diblokir AS

Langgar HAM Muslim Uighur, Ekspor China Diblokir AS
* Kapas yang akan diekspor China dari Xinjiang. (Foto: ZN)

Akibat diduga rezim China melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Muslim Uighur, ekspor China produksi dari Xinjiang diblokir oleh Amerika Serikat (AS).

AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump memblokir sebagian ekspor negara komunis tersebut yang berasal dari wilayah Xinjiang dengan alasan diduga terjadi pelanggaran HAM terutama yang dialami oleh kelompok minoritas Muslim Uighur.

AS mengatakan “kerja paksa” digunakan untuk memproduksi barang-barang, termasuk di pusat “pelatihan” yang oleh AS disebut “kamp konsentrasi”.

Namun anehnya, China selalu membantah tuduhan tersebut. Sejauh ini pemerintah negara itu belum menanggapi langkah terbaru AS ini.

Larangan ekspor dari Xinjiang itu meliputi garmen, kapas, komponen komputer dan produk-produk rambut dari empat perusahaan dan satu pabrik di Xinjiang dan juga Provinsi Anhui.

“Pelanggaran hak asasi manusia luar biasa itu memerlukan tanggapan luar biasa,” kata Kenneth Cuccinelli, pelaksana tugas wakil menteri keamanan dalam negeri AS.

“Ini adalah perbudakan modern,” tambahnya.

Sementara itu, seorang pejabat Badan Kepabeanan dan Perlindungan Perbatasan AS, Mark A. Morgan mengatakan larangan yang berlaku mulai Senin (14/9) “mengirim pesan jelas kepada masyarakat internasional bahwa kami tidak akan membiarkan praktik gelap, tak manusiawi, dan eksploitatif dari kerja paksa di jaringan suplai AS.”

“Pemerintahan Trump tidak akan tinggal diam dan membiarkan perusahaan-perusahaan asing memaksa pekerja rentan menjalani kerja paksa sementara merugikan bisnis Amerika yang menghormati hak asasi manusia dan aturan main,” jelas Morgan.

Kerja paksa di Xinjiang
Larangan barang masuk ke AS dari Xinjiang merupakan langkah terbaru yang ditempuh Presiden Trump untuk menekan China terkait dengan kondisi di wilayah itu.

Pemerintah China diyakini menahan lebih dari satu juga warga etnik Uighur selama tahun-tahun terakhir dengan alasan risiko keamanan. Mereka dimasukkan secara paksa ke kamp-kamp konsentrasi.

Namun China menegaskan tidak ada kamp-kamp konsentrasi di Xinjiang, melainkan balai-balai pelatihan bagi warga Muslim Uighur agar mereka “mengikuti pendidikan vokasi”.

Ribuan anak dipisahkan dari orang tua mereka dan berdasarkan penelitian baru-baru ini, perempuan dipaksa menjalani prosedur agar tidak mempunyai anak.

Larangan eskpor dari Xinjiang ke AS tidak sampai mencakup larangan dari seluruh wilayah Xinjiang yang sebelumnya sempat dipertimbangkan.

Namun opsi itu masih dieksplorasi.

“Karena situasi unik, memberlakukannya terhadap seluruh wilayah, bukan terhadap perusahaan atau fasilitas, kita masih mempertimbangkan aspek hukumnya,” jelas Kenneth Cuccinelli.

“Kami ingin memastikan begitu kami maju dengan pilihan tersebut, itu dapat dipertahankan.”

China menghasilkan sekitar 20% dari produksi kapas di seluruh dunia. Sebagian besar kapas China dihasilkan di Xinjiang. Wilayah itu juga memproduksi petrokimia dan barang-barang lain yang diserap oleh pabrik China.

Bulan ini, perusahaan hiburan Amerika Serikat, Disney, dikritik karena melakukan syuting film baru Mulan di Xinjiang. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.