“Setelah ikut pelatihan Program PINTAR bersama Tanoto Foundation, Kemenag dan Dinas Pendidikan, kami berupaya lebih intens untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam segala aspek. Peran serta masyarakat yang besar akan mempercepat pengembangan sekolah ini,” tutur Agus menerangkan latar belakang kegiatan ini.
Untuk program ini, lanjutnya, awalnya pihak sekolah rapat bersama orang tua siswa baru yang tergabung dalam paguyuban kelas. Sugiono, Rita Sinaga, dan Maman sebagai wali kelas bersama ketua komite juga hadir dalam rapat itu.
“Dalam curah pendapat yang kami lakukan, para orang tua ingin terlibat dalam semua kegiatan di sekolah. Salah satunya dalam pengelolaan lingkungan sekolah. Nah, akhirnya disepakati, semua warga sekolah baik orang tua siswa, siswa dan pendidik akan menanam minimal satu pohon di sekolah,” kata Agus.
Akhirnya pada pertengahan September 2019 program mulai dijalankan. Sebagai awalan semua orang tua siswa kelas satu yang berjumlah 80 orang berkumpul dan menanam pohon di lahan di sekolah. Kebetulan sekolah memiliki lahan yang luasnya mencapai dua hektar. Bibit-bibit pohon terdiri dari rambutan, mangga, durian, cempedak, kelapa, jambu air, jambu biji, blimbing, klengkeng, jeruk dan petai ramai-ramai ditanam di sebagian lahan tersebut.
“Kali ini orang tua kelas satu, nanti menyusul orang tua kelas dua dan tiga, dan juga masing-masing siswa. Jadi satu warga sekolah benar-benar menyumbang minimal satu pohon ke sekolah,” tandas Agus.
Halaman selanjutnya