Kamis, 18 April 24

Kuda Nil ‘Kokain’ Menjelma Jadi ‘Bom Waktu’

Kuda Nil ‘Kokain’ Menjelma Jadi ‘Bom Waktu’
* Kuda nil kokain. (Foto: Getty)

Kuda nil ‘kokain’ warisan Pablo Escobar ternyata menjelma jadi ‘bom waktu ekologis’.

Pablo Escobar merupakan nama yang coba dihapus dari ingatan publik Kolombia dalam 30 tahun terakhir. Sebagai salah satu bandit yang dikenal paling bengis sepanjang masa, dia merupakan pendiri kartel narkoba Medelin pada 1980an dan diyakini pernah jadi salah satu orang terkaya dunia.

Escobar juga diingat atas sejumlah aksi kekerasannya melawan penegakan hukum di Kolombia, di antaranya penculikan, pengeboman, dan pembunuhan tanpa pandang bulu.

Bahkan, bagi kalangan ilmuwan, gembong kokain itu juga berperan menciptakan bom waktu ekologis.

Sekelompok kuda nil yang dibawa Escobar ke kebun binatang pribadinya beberapa puluh tahun lalu telah berkembang biak. Menurut kalangan ilmuwan, hewan-hewan itu menyebar ke Sungai Magdalena, salah satu saluran air utama di Kolombia.

Dalam studi yang dipublikasikan jurnal Biological Conservation pada 17 Januari lalu, sekelompok ilmuwan menyatakan bahwa memusnahkan hewan-hewan itu merupakan satu-satunya cara untuk mengatasi dampak lingkungan yang mereka timbulkan.

“Kami jelas-jelas merasa kasihan atas hewan-hewan itu namun, sebagai ilmuwan, kami harus jujur,” kata pakar biologi Kolombia yang salah satu penulis studi itu, Nataly Castelblanco, kepada BBC.

“Kuda nil merupakan spesief yang invasif di Kolombia dan bila kita tidak membunuh sebagian dari populasi mereka saat ini, situasinya bisa jadi tidak terkendali dalam 10 atau 20 tahun mendatang.”

 

Tumbuh masalah

Berkembang biaknya hewan yang disebut “kuda nil kokain” itu terkait langsung dengan pembunuhan atas Pablo Escobar oleh pasukan keamanan Kolombia pada 1993.

Setelah kematiannya, pihak berwenang menyita properti milik Escobar bernama Hacienda Napoles, yaitu rumah mewah yang berjarak 250km dari barat laut ibu kota Kolombia, Bogota.

Di sana, mereka pun membongkar kebun binatang pribadi Escobar – walau nantinya menjadi bagian dari taman hiburan yang populer. Hewan-hewan peliharaan di Hacienda Napoles kemudian dipindahkan ke sejumlah taman margasatwa di penjuru negeri, kecuali kuda nil.

“Secara logistik sulit memindahkan mereka, sehingga pihak berwenang membiarkannya tetap di sana, kemungkinan besar mengira mereka pada akhirnya akan mati,” kata Castelblanco.

Sebaliknya, mereka justru berkembang pesat.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mendata berapa banyak kuda nil yang hidup di saluran-saluran air di Kolombia. Muncul angka antara 80 hingga 120 ekor.

“Ini merupakan kumpulan kuda nil terbesar di luar Afrika, yang merupakan wilayah asal mereka,” kata dokter hewan dan konservasionis Carlos Valderrama kepada BBC.

Jumlah mereka diperkirakan terus bertambah banyak. Castelblanco dan rekan-rekannya mengatakan bahwa populasi mamalia tersebut, bila tidak dimusnahkan, bisa mencapai lebih dari 1.400 spesimen di awal 2034 – semuanya merupakan keturunan dari seekor jantan dan tiga ekor betina.

Agar hal tersebut tidak terjadi, dalam studi itu, mereka membayangkan skenario ideal 30 ekor kuda nil itu perlu dimusnahkan atau dikebiri setiap tahun.

Castelblanco menjelaskan bahwa “kuda nil kokain” itu telah memanfaatkan peluang berevolusi. Di Amerika Selatan, mereka tidak diancam predator-predator alami seperti singa atau buaya, yang biasanya mengincar anak-anak kuda nil untuk jadi santapan.

Itu yang membuat kuda nil di wilayah itu bisa bereproduksi dengan mudahnya. Hal itu pun dipermudah dengan kondisi cuaca.

Bila di Afrika populasi mereka dikendalikan oleh kekeringan, tidak demikian di Amerika Selatan, yang menjadi tempat ideal bagi kuda nil untuk tumbuh lebih cepat.

“Studi menunjukkan bahwa kuda-kuda nil itu mulai bereproduksi lebih muda ketimbang yang di Afrika,” kata Castelblanco.

Tim ilmuwan yang mempelajari dampak lingkungan dari kuda-kuda nil itu yakin bahwa keberadaan mereka bisa berdampak pada ekosistem lokal dalam beberapa cara: mulai dari menggusur spesies asli yang sudah terancam punah, seperti lembu laut, hingga mengubah komposisi kimiawi saluran air, yang dapat membahayakan perikanan.

“Kuda-kuda nil itu menyebar di lembah sungai terbesar di Kolombia, yang menjadi tempat mencari nafkah ribuan warga,” kata pakar biologi itu.

“Sudah ada penampakan kuda nil sejauh 370 km dari Hacienda Napoles.” (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.