Selasa, 16 April 24

Korut Krisis, Tentara Makin Banyak yang Melawan Atasan

Korut Krisis, Tentara Makin Banyak yang Melawan Atasan
* Tentara Korea Utara. (Foto: AFP/CNN)

Krisis pangan yang dialami Korea Utara (Korut) membuat pembangkangan dalam tubuh militer negara itu semakin meningkat. Tentara pun makin banyak yang melawan komandan atasan.

Korut di bawah pimpinan Kim Jong-un pun kini tengah berupaya membendung upaya pembangkangan yang terjadi dalam militer negara itu. Upaya ini dilakukan untuk menekan tren pemberontakan dalam militer.

Sebelumnya, ada seorang tentara Korut yang mengancam atasannya dengan senjata dan percobaan bunuh diri. Kejadian ini menjadi salah satu latar Korut mulai berupaya menekan pembangkangan di militer.

Dalam tiga bulan terakhir di 2021, sebanyak sepuluh tentara melawan atasan mereka, kata seorang pejabat militer di Hamgyong Utara.

“Di akhir November, seorang perwira tingkat kompi dari Divisi ke-45 di bawah Korps ke-9 terus meminta izin atasan batalionnya untuk menyelesaikan masalah keluarga dan masalah kesehatannya sendiri, tetapi ketika ia diabaikan, ia melawan komandannya dengan senjata saat mabuk,” kata sumber militer ini kepada Radio Free Asia pada 20 Desember.

“Bahkan pada awal bulan ini, di sebuah unit di bawah Korps ke-4, seorang perwira tingkat kompi memilih masalah personal dan meminta bantuan atasannya untuk menyelesaikan masalah itu,” cerita sumber itu lagi.

Namun saat seniornya mengabaikan permohonannya, ia melanjutkan, perwira kompi tersebut melakukan percobaan bunuh diri dengan kabel komunikasi di lehernya. Insiden ini disebut memalukan bagi komandan senior unit.

Sumber ini menyalahkan pembangkangan dan perpeloncoan yang meningkat di militer sebagai imbas stres karena ekonomi Korut semakin memburuk.

Setelah insiden yang terjadi pada Korps-3, Biro Politik Umum atau politbiro Korut memerintahkan perwira tingkat tinggi untuk lebih memerhatikan masalah bawahan mereka.

“Mereka (politbiro) takut bahwa insiden seperti ini dapat menurunkan moral para prajurit dan merebak menjadi insiden politik yang dapat mengancam seluruh hierarki militer,” kata sumber militer lagi.

Foto ilustrasi. Parade militer Korut. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
Aspek lain yang juga harus diperhatikan adalah mengidentifikasi perwira yang bermasalah dan bisa menyebabkan konflik di dalam unit mereka.
Dalam satu kasus, ada seorang perwira tingkat rendah yang membeberkan kasus korupsi atasan mereka karena atasan tersebut mengabaikan permintaan izinnya. Perwira tingkat rendah ini meminta izin untuk mengikuti acara pertunangannya, kata salah satu petugas di Korps-8, yang berada di provinsi Pyongan Utara.

Lihat Juga :

Mafia Italia Ditangkap dengan Bantuan Perangkat Google
“Perwira yang bertanggung jawab atas perwira bermasalah tadi diminta untuk melakukan kunjungan secara rutin ke unit bawahan dan menyelesaikan kesulitan apapun dengan waktu yang tepat agar tak terjadi insiden politik,” ungkap sumber militer tersebut.

Prajurit Dikurung di Tong Saat Musim Dingin
Selain itu, perpeloncoan yang terjadi antara perwira tingkat tinggi dan rendah semakin buruk. Dalam satu kasus, ada seorang tentara yang hampir mati kedinginan setelah dipukuli atasannya.

“Baru-baru ini, ada seorang tentara dari unit bawahan Korps-9 telah beberapa kali meninggalkan unit tersebut, pun juga dipukuli habis-habisan oleh beberapa perwira,” kata sumber militer lain dari provinsi Hamgyong Utara.

Lihat Juga :

Harga Tes Swab Covid Naik 3 Kali Lipat di AS saat Omicron Melonjak
“Mereka memenjarakannya dalam tong besi dan meninggalkannya di cuaca musim dingin selama beberapa jam, hampir membunuhnya. Insiden itu dilaporkan ke Biro Politik Umum, dan mereka memulai penyelidikan terhadap perpeloncoan militer,” cerita sumber ketiga ini.

Di Pyongan Utara, otoritas tengah membentuk tim untuk menginvestigasi perpeloncoan yang semakin marak, tutur sumber keempat.

“Perintah untuk memberantas perpeloncoan telah dikeluarkan berkali-kali, tetapi itu masih sering terjadi di antara para prajurit,” kata sumber keempat.

“Pemukulan di militer semakin parah dalam akhir-akhir ini, dan masalah tersebut sangat berhubungan dengan kondisi kehidupan yang buruk bagi tentara mengingat pemberian pemerintah kepada mereka semakin berkurang,” ujar sumber ini lagi. (CNN/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.