Rabu, 24 April 24

Konteks Beragama di Indonesia

Konteks Beragama di Indonesia
* Ubaidillah Marsan. (Foto: Humas Kemenag)

Dalam konteks ini, semangat menjadikan (ajaran) agama sebagai resolusi konflik sangat mungkin diwujudkan, mengingat kata konflik sendiri seperti diteorikan Coser tidak semata-mata berisikan tone negatif. Agama sebagai resolusi konflik, tampaknya sebagai pembuka jalan untuk menjadikan harapan Menteri Agama ini menjadi kenyataan, yakni menjadikan agama sebagai sebuah jalan mitigasi dan konsolidasi sekaligus menjadikannya sebagai output dan perbaikan bagi tatanan masyarakat dan kohesi sosial, kususnya bila dikaitkan langsung dengan pemeliharaan dan penguatan kerukunan umat beragama.

Moderasi beragama yang penguatannya telah dimulai, dengan Kementerian Agama sebagai leading sectornya, sejuah ini menemukan momentumnya dalam merespons gerakan keagamaan masyarakat, mengingat salah satu dari substansi pemikiran dalam moderasi beragama adalah mengajarkan sikap beragama yang moderat atau seimbang. Moderasi beragama bahkan lebih tampak urgensinya, ketika dihadapkan pada gerakan keagamaan yang cenderung lebih menitikberatkan pada substansialisme dan formalisme pada sisi lainnya. Merespons pola gerakan keagamaan masyarakat, moderasi beragama dalam batas-batas tertentu dapat dijadikan sebagai tool dalam merespon kecenderungan tersebut.

Sejumlah perangkat untuk menjawab tantangan itu semua telah tersedia, baik regulasi, SDM, sarana dan prasarana maupun dukungan dari para tokoh agama, tokoh masyarakat, pimpinan ormas keagamaan, majelis-majelis agama, Forum Kerukunan Umat Beragama dan para tokoh civil society, lembaga swadaya masyarakat, para akademisi dan perguruan tinggi keagamaan. Atas nama agama sebagai “sumber inspirasi” semua pihak menantikan kebijakan Kementerian Agama yang membawa kesejukan dan kedamaian dalam kehidupan umat beragama di negeri tercinta ini.

Selamat bertugas Gus Yaqut, Menteri Agama baru dengan semangat baru.

Sumber tulisan: https://kemenag.go.id/berita/read/515001/konteks-beragama-di-indonesia

Pages: 1 2 3 4 5 6

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.