Rabu, 9 Oktober 24

Komunitas Merkid’s Peduli pada Kaum Pinggiran

Komunitas Merkid’s Peduli pada Kaum Pinggiran

Yogyakarta – Komunitas Merkid’s lahir dan besar di jalanan, namun memiliki konsep kepedulian sosial yang tinggi. Awal berdirinya komunitas ini sempat menjadi pro-kontra di Yogyakarta karena memiliki image negatif, seperti arogan, anarkis, dan terlihat ‘nakal’ di jalanan. Pelan-pelan Komunitas Merkid’s mengubah image atau paradigma baru yang tadinya negatif menjadi positif di mata masyarakat, dan merangkul anggota baru untuk menjadi lebih baik.

Beberapa kegiatan sosial telah dilakukannya untuk berbagi dengan sesama. Tahun 2006 Merkid’s menjadi relawan musibah gempa dan gunung Merapi. Membawa nama Merkid’s dipandang sebagian besar masyarakat peduli pada kehidupan sosial masyarakatnya.

“Awalnya Merkid’s berasal dari tempat tinggal saya di Kampung Mergangsan Timur, Taman Siswa. Dulunya Merkid’s dikenal nakal dan urakan. Berdiri pada tahun 1999 dengan image yang negatif di masyarakat. Namun, sejak tahun 2006 mulai eksis dan terjun ke bidang sosial,” terang Ketua Merkid’s Hasan kepada obsessionnews.com pekan lalu.

Pemuda yang akrab dipanggil Gepeng ini mengatakan Merkid’s peduli terhadap fakir, miskin, dan anak yatim piatu. “”Visi kami dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Selebihnya menyongsong esok raih kebersamaan. Serta misi kami yakni mari kita damai selamanya,” paparnya.

Merkid’s yang beranggotakan 75 orang aktif dan simpatisan 600 orang dari berbagai divisi Merkid’s yang berada di Bantul, Gunungkidul, Klaten, dan Magelang.

Sekjen Merkid’s Doddy Tri Pamungkas alias Doddy Abu Sayaf menuturkan, sebenarnya tidak ada ciri khusus dari Merkid’s. Namun, kegiatan komunitas ini lebih difokuskan ke arah pendidikan dan kehidupan kaum pinggiran, yaitu kaum fakir, miskin, dan anak yatim piatu yang terutama tinggal di Yogyakarta. “

Orang-orang yang mereka rangkul adalah yang tidak tersentuh pemerintah, karena minimnya pengetahuan mereka tentang birokrasi. Selain itu, mereka susah mendapatkan pengakuan sosial di masyarakat.

Dengan tekad bulat Merkid’s berusaha membuatkan lapangan pekerjaan atau memberikan kegiatan positif bagi anak-anak ‘alumni’ penghuni lembaga pemasyarakatan dan ‘bekas pelaku kriminal yang sulit mendapatkan perkerjaan. “Dengan kondisi seperti itu mereka dipandang sebelah mata oleh lingkungan, sehingga mereka putus asa dan akhirnya tercebur kembali pada dunia hitam, karena tidak ada pilihan pekerjaan lain. “Orang-orang seperti itulah yang perlu dibantu secara agar mereka sadar. Kami mendidik mereka secara pelan-pelan dengan harapan mereka menjadi manusia yang lebih baik lagi, dan mendapat pekerjaan yang layak,” kata Hasan. “Orang-orang itu disalurkan bekerja di rumah makan sebagai pelayan, SPBU, area parkir, dan lain-lain.”

Di bidang pendidikan Merkid’s telah mengumpulkan dana untuk mendukung pendidikan formal untuk SPP atau pembelian keperluan sekolah. Sebanyak 20 anak yang dibantu secara rutin.

Berbicara soal dana Merkid’s menghimpun dana dari iuran anggota yang mampu, dan alumni anak jalanan yang telah sukses, dan lain-lain. (Anissa Nurul Kurniasari)

Related posts