
Jakarta, Obsessionnews – Dalam rangka mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) kompeten serta mengembangkan inkubator bisnis di sektor kelautan dan perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melalui Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP), secara bertahap membangun 24 taman teknologi (techno park) kelautan dan perikanan pada 2015-2019.
Pembangunan taman teknologi tersebut menjadi salah satu upaya strategis KKP dalam mendorong ekonomis daerah berbasis SDM. Peluncuran techno park ini dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kamis (25/6), di Ballroom Kantor Pusat KKP, Jakarta.
Dalam sambutannya Menteri Susi mengatakan, KKP mendapat mandat membangun 24 techno park berbasis perikanan rakyat sebagai pelaksanaan Nawa Cita selama lima tahun (2015-2019) secara bertahap. Empat techno park yang dibangun pada tahun 2015 bertempat di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal, Banyuwangi, Aertembaga, dan Ambon.
Sedangkan 20 lokasi lainnya tersebar di kabupaten/kota, dengan mempertimbangkan aspek kewilayahan, kedekatan lokasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan dan potensi daerah. “Aksi nyata pengembangan SDM yang andal dan kompeten melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan untuk mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan kelautan dan perikanan berbasis IPTEK dan inovasi,” ujar Susi.
Ia juga menyampaikan, peluncuran techno park merupakan tindak lanjut pencanangan Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi Nasional (Science and Techno Park/STP) sebagai salah satu quick win oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, 7 Mei lalu.
Kegiatan di technopark ini terdiri dari pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan tenaga kompeten; adaptasi dan alih teknologi untuk menghasilkan produk inovatif; serta inkubator bisnis guna menghasilkan usaha baru. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat ini tanpa dipungut biaya.
Sementara inkubator bisnisnya meliputi jejaring kerja sama dengan dunia usaha, dunia industri, dan stake holders; pendampingan oleh penyuluh dan Pusat Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP), peningkatan teknologi tepat guna, konsultasi, serta inovasi teknologi dengan pendidikan, penelitian, dan pengembangan.
Sasaran program kegiatan technopark ini adalah perikanan tangkap, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil perikanan, dan konservasi perairan. Sebagai techno park yang dibangun pada tahap awal, yakni di Tegal, kegiatannya lebih difokuskan kepada sertifikasi kompetensi, pengembangan garam, udang galah padi, permesinan, budidaya udang, dan budidaya rumput laut.
Di Banyuwangi aktivitasnya lebih difokuskan pada sertifikasi kompetensi, budidaya ikan sidat, produksi garam, budidaya udang, dan pengolahan produk. Adapun di Bitung, kegiatannya lebih difokuskan kepada sertifikasi kompetensi, perkapalan, dan pengolahan produk. Sementara di Ambon, aktivitasnya lebih difokuskan pada sertifikasi kompetensi, budidaya ikan laut, pengolahan produk, permesinan perikanan, dan wisata pelatihan.
Mengenai manfaatnya, menurut Manteri Susi, adalah mendorong pengembangan inovasi dan bisnis kelautan perikanan guna penumbuhan dan pembinaan wirasusaha baru (startup company) sektor perikanan dan kelautan berbasis IPTEK; sinergi fungsi dan peran perguruan tinggi, pemerintah, industri dan masyarakat di sektor kelautan dan perikanan untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat; serta memperkenalkan taman teknologi kelautan dan perikanan untuk mengajak peran serta aktif masyarakat dalam mengembangkan sektor kelautan dan perikanan lokal dan nasional.
Pada kesempatan itu, Menteri Susi menyampaikan arahannya, agar techno park kelautan dan perikanan harus diselesaikan secara cepat dan kehadirannya bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu, perlu dikembangkan jejaring kerjasama dan komitmen bersama antara akademisi, dunia usaha/ dunia industri, dan pemerintah daerah kab/kota sebagai kunci sukses pengembangan program techno park kelautan dan perikanan.
Selain itu, menurut Menteri Susi, techno park mendorong kesiapan masyarakat kelautan dan perikanan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dengan penerapan prinsip inovasi, kreativitas, penumbuhan bisnis ekonomi baru, kemandirian dan daya saing lokal.
Kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan harus menjadi sarana utama mendukung pengelolaan Techno Park untuk meningkatkan kompetensi, inovasi, inkubator bisnis kelautan dan perikanan serta mengembangkan fungsi Tekno Park kedepan.
Techno park juga, lanjutnya, harus menjadi sebuah kawasan terpadu berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri lokal yang mendukung pertumbuhan dan daya saing industri nasional Indonesia.
Untuk itu, Techno Park harus menjadi “jembatan emas” dalam penyediaan SDM terampil di bidang kelautan dan perikanan, sekaligus penciptaan wirausaha baru (startup) menjadi penyebaran beragam produk inovasi teknologi.
“Keberadaan techno park harus diintegrasikan dengan program pembangunan daerah, dan perlu tertuang dalam dokumen perencanaan daerah, termasuk komitmen penyedian lahan dan anggaran pengelolaannya. Keberadaan Techno Park dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, berkelanjutan dalam mengelola sumberdaya alam, dan mensejahterakan masyarakatnya melalui sektor kelautan dan perikanan,” tambahnya.
Melalui pembangunan techno park ini, diharapkan dapat tercapai tujuannya sebagai fasilitasi sinergi fungsi dan peran di sektor kelautan dan perikanan, sehingga memberikan dampak keluaran yang maksimal pada pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta memberikan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan di sektor kelautan dan perikanan kepada warga dengan usia produktif untuk mengurangi pengangguran.
Menuju Poros Maritim Dunia
KKP dengan didukung oleh Yayasan Blue Economy Indonesia menyelenggarakan Dialog Blue Economy : Menuju Indonesia Poros Maritim Dunia bersama Gunter Pauli (expert dan pencetus Blue Economy) sebagai rangkaian dari kegiatan peluncuran Technopark oleh Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan masukan model sinergi pemerintah dengan swasta dan masyarakat dalam mengembangkan ekonomi kelautan. Selain itu, mendorong partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam mengembangkan sistem ekonomi berbasis inovasi dan mendorong sinergi kerjasama baru untuk meningkatkan kapasitas pada pelaksanaan prinsip-prinsip Blue Economy.
Selain menghadirkan Gunter Pauli sebagai pembicara utama, dialog ini juga menghadirkan Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Sarwono Kusumaatmadja, Deputi Bidang Kelembagaan IPTEK, Kemen Ristek dan Dikti Mulyanto, dan Ketua Dewan Penasehat Komite Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Riza Damanik.
Adapun target audiens kegiatan ini adalah Pemerhati, pelaku, pengambil kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Indonesia, baik dari Pemerintah, Pengusaha, Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Kelompok Komunitas Masyarakat dalam dan luar negeri. (Ali)