Kamis, 25 April 24

Tinggi Angka Kematian Bayi di Indonesia

Tinggi Angka Kematian Bayi di Indonesia
* Staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Anak FKKMK UGM dr. Ekawaty Lutfia Haksari, MPH., Sp.A(k). (Foto: Humas UGM)

Yogyakarta, Obsessionnews.com – Bayi kurang bulan atau  kecil masa kehamilan (KMK) masih menjadi salah satu persoalan kesehatan yang dihadapi Indonesia.

Data World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia tahun 2012 mencatat Indonesia termasuk dalam 11 negara dengan kelahiran kurang bulan lebih dari 15 % dan termasuk dalam 10 negara dengan jumlah bayi dengan KMK tertinggi dunia.

“Bayi KMK berisiko tinggi mengalami kematian neonatal, salah satunya disebabkan distres respirasi,” kata dr. Ekawaty Lutfia Haksari, MPH., Sp.A(k) saat ujian terbuka program doktor di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Rabu (18/7/2018).

Sementara itu analisis distres respirasi bayi KMK masih kontroversial.  Melihat kenyataan tersebut staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Anak FKKMK UGM ini berusaha meneliti lebih mendalam update kurva bayi baru lahir, kematian neonatal, serta distres respirasi dan komplikasinya.

Dikutip Obsessionnews.com dari keterangan tertulis Humas UGM,dari hasil penelitian yang dilakukan dengan melakukan update kurva bayi baru lahir di Yogyakarta diperoleh sejumlah fakta. Berdasarkan kurva bayi baru lahir data setempat, kematian neonatal pada kriteria berat lahir dengan multivariat diperoleh hazard ratio tertinggi pada bayi berat lahir rendah KMK.

Sementara dari kriteria usia kehamilan, KIK, dan hazard ratio tertinggi pada kurang bulan-KMK.  Selanjutnya, pada total distres respirasi didapatkan kurang bulan-KMK tertinggi pada lama rawat inap, penggunaan ventilator dan KIK kematian neonatal berdasar usia kehamilan.

“Karenanya update kurva bayi baru lahir lebih sesuai dan penting untuk klasifikasi bayi KMK dan identifikasi bayi yang memerlukan perhatian,” tuturnya. (ugm/arh)

 

Baca juga:

Mahasiswa Geografi UGM Teliti Petir di Wonosobo

Mahasiswa UGM Rancang Alat Pantau Konservasi Pohon Langka

Koperasi Kopma UGM Raih Penghargaan Koperasi Berprestasi Nasional

Mahasiswa UGM Raih Prestasi di AFMAM 2018

Semangat dan Kegigihan Antarkan Choiriya Kuliah Gratis di UGM

Hebat! Mahasiswa UGM Ubah Ceker Ayam Jadi Obat Patah Tulang  

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.