
Jakarta – Pemerintah menargetkan Juli 2015 mendatang, bakal beroperasi kereta komuter yang menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta dengan stasiun lainnya di Jakarta. Jalur itu tersambung dengan jalur kereta dari Tangerang dan Jakarta.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko mengatakan, pekerjaan untuk proyek itu yang belum tuntas tinggal rel ganda sepanjang 12 kilometer dari Stasiun Batu Ceper ke Soekarno-Hatta. Namun, Kemenhub sudah menyelesaikan pembangunan double track dari Stasiun Bukit Duri Jakarta – Tangerang. Seperti dilansir setgab.go.id.
“Kami sudah menyelesaikan pembanguan double track Duri-Tangerang. Sedangkan 12 kilometer Batu Ceper-Soekarno Hatta akan dibangun PT KAI,” kata Hermanto Dwiatmoko di Jakarta, akhir pekan lalu.
Ia menyebutkan, proyek komuter Bandara Soekarno-Hatta itu tergantung pada pembebasan lahan di Kota Tangerang, Banten. Pembebasan lahan masih menjadi kendala utama proyek tersebut.
“Soal pengadaan lahan tidak ada target. Secepatnya. Pembangunan tergantung tanah,” kata Hermanto seraya menyebutkan, Kementerian Perhubungan sebelumnya menargetkan kereta komuter Bandara Soekarno-Hatta bisa beroperasi pada September 2014.
Sementara terkait pembangunan double track jalur Stasiun Manggarai – Bandara Soekarno Hatta yang berjakan 38 kilometer, menurut Dirjen Perkeretaapian itu, diharapkan bisa memenuhi standar waktu tempo yaitu maksimal 45 menit, sebagaimana kereta-kereta yang beroperasi di bandara-bandara internasional.
“Di Jepang standar 40 menit. Standar kereta bandara. Kalau lebih dari itu, bukan kereta bandara namanya,” kata Dirjen.
Hermanto mengungkapkan, saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan waktu tempuh Manggarai-Bandara memakai kereta sekitar 54 menit. Stasiun pemberhentiannya adalah Manggarai-Sudirman Baru-Duri-Batu Ceper-Bandara Soetta.
Hermanto menilai standar waktu tempuh yang dijanjikan PT KAI itu masih terlalu lama. Ia membandingkannya dengan kereta bandara di Bandara Kuala Namu, Sumatera Utara, yang waktu tempuhnya lebih cepat
“Kalau Medan 26-30 menit,” jelasnya.
Menurut Hermanto, moda transportasi kereta bandara sudah sangat mendesak. Apalagi melihat kondisi kemacetan saat ini. Sehingga KRL bandara dinilai sebagai moda transportasi paling cepat, dan mampu memberi kepastian waktu dibandingkan angkutan pribadi saat menebus kemacetan jalur transportasi bandara.
Jika beroperasi, kata HermantoKRL bandara saat beroperasi akan melayani penumpang dengan 128 perjalanan per hari. Kereta akan beroperasi selama 20 jam, sehingga diproyeksikan dalam setahunnya KRL bandara akan bisa mengangkut sekitar 10 juta-12 juta penumpang.
“Jumlah diangkut bisa 10 juta. Kalau jam peak bisa 12 juta (tahun). Sedangkan jarak antar kereta bisa sekitar 20 menit,” pungkas Hermanto.