Selasa, 19 Maret 24

Breaking News
  • No items

Kepala Daerah Diminta Cermat Soal Pembelajaran Sekolah Tatap Muka di Januari 2021

Kepala Daerah Diminta Cermat Soal Pembelajaran Sekolah Tatap Muka di Januari 2021
* Anggota DPD RI Fahira Idris. (Foto: dok. pribadi)

Jakarta, Obsessionnews.comPemerintah daerah diminta cermat dalam memberikan kewenangan penuh izin pembelajaran sekolah tatap muka kepada kepala daerah pada Januari 2021 di masa Pandemi Covid-19 ini.  Pasalnya, dengan adanya pembelajaran sekolah tatap muka ini beresiko adanya penularan Covid-19.

Untuk itu, masing-masing kepala daerah diharapkan menahan diri untuk tidak dulu membuka sekolah tatap muka.

“Tentunya kita berharap kepala daerah lebih cermat sebelum memutuskan membolehkan pembelajaran tatap muka di wilayahnya masing-masing,” ujar Anggota DPD RI yang juga pemerhati pendidikan Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya yang diterima obsessionnews.com, Rabu (25/11/2020).

Menurut dia, selama testing, tracing, treatment (3T) belum maksimal, penerapan 3M di masyarakat juga belum sepenuhnya disiplin, ditambah infrastruktur penerapan protokol kesehatan di sekolah belum sempurna, lebih baik pembelajaran tatap muka jangan dilakukan dulu.

“Kita harus sedikit bersabar demi keselamatan bersama,” ucap Fahira.

Jika ada kepala daerah yang belum membolehkan pembelajaran tatap muka di daerahnya berlangsung bukan berarti daerah tersebut tidak berhasil menanggulangi Covid-19, tetapi lebih kepada sikap kehati-hatian, karena pandemi sama sekali belum berakhir sehingga potensi penularan bahkan penambahan kasus masih terus bisa terjadi.

“Secara umum penanggulangan Covid-19 di Indonesia masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan laju penyebaran virus,”katanya.

Selain itu, lanjut Fahira, positivity rate atau tingkat penularan di Indonesia masih cukup tinggi. Bahkan usai libur panjang beberapa waktu lalu, di beberapa daerah saat ini mulai terjadi penambahan kasus.

Hal lain yang perlu dicermati kepala daerah soal pembelajaran tatap muka adalah prakondisi di seluruh Indonesia sebelum Januari 2021 yaitu sepanjang Desember 2020. Seperti yang diketahui bersama pada Desember 2020 ada dua even utama yang berpotensi melahirkan kerumunan yaitu kampanye dan pemungutan suara Pilkada di 270 daerah dan libur akhir tahun.

“Kedua momen ini punya potensi mempengaruhi terjadinya kenaikan angka tingkat penularan di berbagai daerah,” ungkapnya.

Jadi sebenarnya, lanjut dia, pemilihan di Januari 2021 untuk dibolehkan membuka sekolah dengan tatap muka tidak sepenuhnya tepat, mengingat pada Desember 2020 ada dua even besar di negeri ini yaitu pilkada dan libur akhir tahun.

“Makanya sekali lagi, kepala daerah yang diberi kewenangan penuh pembelajaran tatap muka harus benar-benar cermat mengambil keputusan. Semua kondisi harus menjadi perhitungan,” pungkas Fahira. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.