Kamis, 25 April 24

Kencing Jongkok Lebih Menyehatkan Pria!

Kencing Jongkok Lebih Menyehatkan Pria!
* Di sejumlah wc umum, kencing berdiri dilarang.

Kaum laki-laki biasanya kencing dengan posisi berdiri, sementara wanita dengan posisi jongkok. Namun, bagaimana bila pria kencing dengan posisi jongkok? Mungkin hal ini akan terkesan tidak biasa, tapi di balik kesan itu ternyata manfaat kencing jongkok baik bagi kesehatan pria. Kencing berdiri bagi laki-laki pun sekarang dipertanyakan pejabat kesehatan di sejumlah negara.

Pria Swedia dilarang kencing berdiri sebab pemerintah memandang ada banyak keuntungan yang diperoleh bila pria kencing dengan cara duduk di toilet. Partai sosialis dan feminis di Swedia mengklaim bila pria duduk atau jongkok saat buang air kecil maka akan lebih higienis.

Hal itu dapat mengurangi genangan air dan dianggap dapat mengurangi risiko kanker prostat dan meningkatkan kualitas kehidupan seks pria.

Air seni dikeluarkan dari ginjal, yang menyaring sisa-sisa metabolisme. Urine kemudian disimpan di kandung kemih, yang memungkinkan kita melakukan kegiatan sehari-hari – dan tidur di malam hari – tanpa perlu terlalu khawatir karena harus selalu ke wc.

Kandung kemih memiliki kapasitas maksimum antara 300 ml dan 600 ml. Kita cenderung buang air kecil sudah terisi dua pertiganya.

Untuk dapat sepenuhnya mengosongkan kandung kemih, kita memerlukan sistem kontrol syaraf yang sehat, yang menyadarkan kita kapan perlu buang air kecil dan menahan urine jika kita belum bisa kencing.

Begitu terasa nyaman, otot dasar pelvis dan otot kandung kemih yang mengelilingi uretra, akan mengendor. Kandung kemih kemudian berkontraksi dan mengosongkan urine ke uretra dan ke luar tubuh.

Manusia cenderung mengosongkan kandung kemih ketika terisi dua pertiganya.

Manfaat Kencing Jongkok bagi Pria
Berikut ini manfaat buang air kecil dengan jongkok bagi kesehatan pria:
1. Mengurangi risiko kanker prostat
Bila melakukan posisi buang air kecil yang baik untuk pria, kandung kemih akan tertekan dan memicu keluarnya seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung kemih yang kosong dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat.
Untuk mengosongkan kandung kemih, saat buang air seni usahakan batuk-batuk kecil supaya kandung kemih lebih tertekan dan urin bisa keluar semua.

2. Membuang gas
Biasanya saat buang air seni dengan posisi jongkok sering disertai dengan buang gas, dengan begitu Anda telah membuang metabolisme tubuh berupa air dan gas. Kondisi ini sangat jarang terjadi bila Anda kencing dengan posisi berdiri.

3. Mengurangi ririko batu kandung kemih
Buang air kecil dengan posisi berdiri tidak akan menekan kandung kemih sehingga masih ada urine yang tertinggal dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat meinmbulkan berbagai macam penyakit akibat masih tertinggalnya sisa metabolisme tubuh. Makin banyak urine yang tersimpan dalama tubuh maka makin meningkat pula risiko terkena batu kandung kemih. Sebaliknya, bila kencing dengan posisi jongkok dapat mengurangi risiko batu kandung kemih.

4. Memiliki kehidupan seks yang lebih sehat
Cara kencing yang benar untuk pria bisa menyehatkan performa seks pria. Apa bahaya kencing berdiri? Kencing berdiri tampaknya mengaktifkan sejumlah otot di panggul dan tulang belakang yang mencegah buang air kecil dengan tepat – setelah kencing keluar 1 hingga dua kali tetesan air kencing. Kencing yang tidak tuntas ini dapat menyebabkan masalah prostat, sehingga seks Anda terganggu dari waktu ke waktu. Jadi, masih mau kencing berdiri?

Manfaat Kencing Jongkok bagi Pria dan Wanita
Pertimbangkan tujuh manfaat kesehatan dari berjongkok:
1. Lebih higienis
Kenapa kencing harus jongkok? Secara umum, toilet jongkok lebih higienis daripada toilet dudu karena tubuh Anda tidak perlu menyentuh bagian toilet mana pun.
Jongkok adalah posisi alami untuk buang air kecil. Ini menempatkan otot-otot Anda pada posisi yang lebih siap untuk kencing.

2. Mengurangi risiko sembelit
Menurut Dr. Oz, sembelit adalah keluhan gastrointestinal nomor 1 di Amerika, dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan bisa berakibat fatal. Kencing jongkok adalah pengobatan alami untuk sembelit.

3. Mengurangi risiko gangguan pencernaan
Kencing jongkok memungkinkan Anda untuk mengosongkan usus dengan lebih baik dan mengurangi kemungkinan mengalami sindrom iritasi usus, usus buntu, dan stagnasi tinja yang dapat menyebabkan kanker usus besar.

4. Mencegah berbagai masalah kesehatan
Manfaat kencing jongkok dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan yang disebabkan oleh toilet duduk, seperti: inkontinensia kandung kemih, diverticulosis, endometriosis, GERD, serangan jantung, hiatus hernia, histerektomi, masalah kehamilan dan persalinan, gangguan prostat, disfungsi seksual, fibroid rahim dan banyak lagi.

5. Meningkatkan fleksibilitas kaki
Kencing jongkok membantu meningkatkan fleksibilitas di pergelangan kaki, betis, dan paha, yang dapat membantu menjaga keseimbangan. Ini sangat membantu seiring bertambahnya usia Anda. Mereka yang kencing jongkok cenderung memiliki kesehatan yang lebih baik sepanjang hidupnya.

Keputusan yang tepat
Di Inggris, Badan Kesehatan Nasional (NHS) mengusulkan laki-laki yang punya masalah dengan buang air kecil untuk mencari tempat yang nyaman dan sepi. Namun tidak terdapat bukti atau kajian yang membuktikan bahwa kencing duduk akan mencegah kanker prostat atau memperbaiki kehidupan seks.

Terdapat sejumlah cerita yang sepertinya berasal dari tahun 2012 di Swedia, ketika seorang politikus setempat sudah tidak sabar melihat keadaan wc umum sehingga dia memutuskan untuk mencari cara agar laki-laki lebih memikirkan orang lain. Tujuannya adalah mempromosikan kebersihan dan memastikan orang tidak lagi perlu meloncati kubangan air mencurigakan saat akan ke wc.

Perdebatannya berlanjut dan di beberapa negara Eropa, terutama Jerman, tedapat wc umum di mana kencing berdiri dilarang.

Kencing DudukJogkok Lebih Sehat
Tahukah Anda bahwa di negara-negara timur di dunia, kencing duduk bagi laki-laki juga banyak dipilih? Bahkan, cukup banyak yang mengatakan bahwa kencing dengan cara ini bisa membuat pria lebih sehat. Benarkah begitu? Ini dia jawabannya.

Kencing duduk lebih bersih daripada kencing berdiri
Seperti yang Anda ketahui, kebersihan toilet adalah hal yang sangat penting bagi kesehatan. Toilet bisa menjadi sumber penyakit karena di sana tempat pembuangan urine (air kencing) serta feses (tinja), yaitu sisa metabolisme manusia.

Pada tahun 2012, Viggo Hansen, seorang politikus di Swedia mengajukan sebuah peraturan yang menghebohkan dunia. Dia mengatakan bahwa laki-laki seharusnya buang air kecil sambil duduk, bukannya berdiri ketika berada di toilet. Menurutnya, buang air kecil dengan duduk lebih higenis. Pasalnya, cara buang air kecil ini bisa mengurangi genangan atau cipratan pada area toilet.

Berbagai jenis virus dan bakteri penyebab penyakit menular memang bisa ditularkan lewat cairan sisa manusia, salah satunya urine. Karena itu, menjaga area toilet tetap bersih sangat penting guna mencegah penyakit.

Selain itu, pada tahun 2012 juga, Stephen Shen, seorang menteri Environmental Protection Administration (EPA), mendorong agar laki-laki buang air kecil dengan duduk karena akan membuat lingkungan lebih bersih.

Kencing duduk baik untuk Anda mengidap gejala saluran kemih bawah atau dalam bahasa Inggris biasa disebut lower urinary tract symptoms (LUTS). Anda yang memiliki gejala ini akan merasakan aliran air kencing yang lambat serta sering buang air kecil di malam hari.

Gejala ini bisa disebabkan oleh beberapa hal. Pertama oleh kelenjar prostat yang membengkak. Bengkaknya kelenjar prostat akan menghambat aliran urine Anda.

Kedua, karena kandung kemih overaktif atau overactive bladder (OAB). Kandung kemih yang berkontraksi tidak normal akan menyebabkan desakan tiba-tiba untuk membuang urine. Ketiga adalah ketidakmampuan untuk mampu mengatur keseimbangan cairan tubuh bagi orang lanjut usia, khususnya di malam hari. Pada orang usia 65 keatas, buang air kecil minimal sekali di malam hari biasa terjadi.

Penyebab lainnya adalah diabetes, infeksi saluran kemih, batu kemih, kanker prostat, kanker kemih, hingga multiple sclerosis.

Para peneliti dari Leiden University Medical Center di Belanda, telah melakukan riset terkait kencing duduk. Riset ini dilakukan dengan mengumpulkan 14 penelitian yang berhubungan dengan hal ini dan berhasil membuat kesimpulan. Kencing duduk memang bisa menuntaskan kencing sehingga tidak tersisa lagi. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan urin juga berkurang walaupun belum signifikan. Jadi, pasien dengan LUTS memang sebaiknya kencing sambil duduk.

Seseorang yang sehat seharusnya tidak memaksa dirinya untuk buang air kecil. Namun kadang-kadang laki-laki mengalami masalah yang dapat menimbulkan persoalan kencing untuk sementara waktu.

Menurut sebuah penelitian yang dilakukan terbitan ilmiah Plos One, laki-laki dengan pembengkakan prostat – yang menghambat jalur urine – dapat diuntungkan posisi kencing duduk.

Kajian tersebut membandingkan laki-laki sehat dan laki-laki dengan gejala masalah sistem kencing bagian bawah (LUTS), atau gejala prostat.

Bagi laki-laki dengan LUTS, posisi duduk akan mengurangi tekanan di daerah uretra dan membuat proses buang air kecil lebih nyaman dan cepat. Tapi bagi laki-laki sehat, tidak terdapat perbedaan antara posisi berdiri dan duduk.

Menurut peneliti departemen urologi di Leiden University Medical Center di Belanda, kencing berdiri berpengaruh terhadap kesehatan prostat pria. Mereka mengumpulkan dan menganalisis sebelas studi untuk membandingkan efek kencing duduk versus berdiri.

Penelitian tersebut mengerucut pada tiga kunci yang menjadi parameter urodinamik yang erat kaitannya dengan kesehatan prostat pria. Tiga hal itu di antaranya: laju alir maksimum urin, waktu buang air kecil, dan volume post-void (jumlah urin yang tersisa di kandung kemih).

Hasil meta-analisis mereka menunjukkan, pria dengan jalur urin lebih rendah (LUTS) alias yang terbiasa kencing duduk, mampu mengosongkan kandung kemihnya sampai tuntas. Dalam studi itu, pria dengan LUTS meninggalkan lebih sedikit 25 milimeter urin di kandung kemih mereka, dan punya waktu kencing lebih sebentar, rata-rata 0,62 detik, ketimbang kencing berdiri.

Hal ini dianggap dapat memengaruhi kesehatan tubuh pria. LUTS memengaruhi kesehatan 40 persen pria yang biasa kencing duduk seperti peningkatan frekuensi kencing, buang air kecil yang menyakitkan, dan masalah pengosongan kandung kemih yang tak lengkap—beberapa ihwal yang paling umum meningkatkan pembesaran prostat, atau bahkan menimbulkan kanker prostat.

Sejumlah negara bahkan tegas perkara hal ini. Pada 2012 lalu, misalnya, Swedia dan Taiwan membuat aturan untuk melarang pria kencing berdiri. Viggo Hansen, seorang anggota DPR di Swedia mengusulkan aturan yang menegaskan para pria agar tak lagi kencing berdiri karena dianggap menjijikkan dan tak sehat. Ia juga mengampanyekan kalau kencing duduk dapat meningkatkan kualitas seks pria.

Sementara pemerintah Taiwan, lewat Menteri Administrasi Perlindungan Lingkungan, Stephen Shen, mengimbau warganya untuk tidak lagi mengikuti cara kencing tradisional. Di Jepang, pada 2007, sebuah poling menunjukkan bahwa 49 persen pria Jepang yang sudah menikah lebih memilih kencing duduk karena para istrinya menyuruh demikian.

Gangguan pada prostat akibat gaya kencing, bila diulur lebih jauh, memang dapat berpengaruh pada pola tidur, yang akhirnya berdampak pada menurunnya kadar testosteron pada pria. Kurangnya hormon itu pada akhirnya akan berdampak menurunnya gairah seks.

Tapi sebagian orang memang masih belum terbiasa. Ginanjar bilang, masih banyak pria yang tidak paham hal ini dan mengaitkan cara kencing dengan kualitas kenjantanan. “Padahal kalau aku cuma supaya lebih sehat,” kata Ginanjar. (Dari berbagai sumber)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.