
Subang, Obsessionnews – Kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi pada 28 Maret lalu tidak berpengaruh besar pada kenaikan harga kebutuhan pokok di pasar Subang, Jawa Barat.
Seperti dikatakan oleh Mak Entos, salah seorang pedagang di Kelurahan Dangdeur Subang, harga cabe, tomat dan daging tidak mengalami perubahan. Malah ada yang turun, salah satunya beras karena sedang banyak yang panen.
”(Harga) cabe hijau dan cabe rawit tetap 20 ribu, begitu juga tomat (harganya) tetap 10 ribu seperti kemarin. Nah kalau beras beras turun. Biasa Emak jual 10 ribu atau 11 ribu sekarang 9 ribu (per liter),” ujar Ma Entos menjelaskan kepada Obsessionnews.com di warungnya, Senin (30/3/2015).
Tarif Angkot Diserahkan Mekanisme Pasar
Sedangkan tarif angkutan perkotaan, menurut Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Subang, Harlan Adinata, pihaknya menyerahkan kepada kesepakatan antara penumpang dan awak angkutan. Karena kenaikan harga BBM di bawah Rp1.000, pengaruhnya tidak terlalu signifikan.
“Karena kenaikannya (harga BBM) tidak terlalu signifikan maka kami serahkan kepada pasar untuk tidak lanjut di lapangan,” ujarnya.

Apabila ada perubahan harga BBM kami akan melakukan pembahasan dengan Organiasi Angkutan Darat (Organda), Kepolisian dan para pengurus dalam hal ini Kelompok Kerja Usaha (KKU) Angkutan untuk menghitung perubahan tarif yang mengacu pada komponen biaya operasional (termasuk BBM), biaya STNK dan biaya kir kendaraan. Karena kenaikan BBM kurang dari seribu rupiah, kami menilai pengaruhnya tidak terlalu signifikan pada perubahan tarif angkutan.
Dari pantauan Obsessionnews, sepanjang hari tadi di Terminal Subang, tarif angkutan perkotaan sebagian besar masih memberlakukan tarif lama. Seperti dikatakan Awing salah seorang pengemudi angkutan umum jurusan Subang – Cikampek mengaku tidak menaikan tarif.
“Bujeng-bujeng naekeun ongkos, Kang. Nu ayeuna ge penumpangna hese. Komo deui mun nakeun ongkos. (Jangankan menaikan ongkos, Kang. Yang sekarang saja penumpangnya susah. Apalagi kalau dinaikan ongkosnya),” jelasnya.
Kalau pun ada yang menaikan tarif itu hanya berdasarkan kesepakatan antara penumpang dan awak angkutan. Seperti angkutan kota keliling ada yaang menaikan tarif dari 3.500 rupiah menjadi 4.000 rupiah. Itu pun hanya beberapa saja. (Teddy Widara)