
“Ini sama saja peluang mata rantai baru produk untuk ciptakan nilai tambah, lapangan kerja, serta meningkatkan pendapatan,” pungkas Rusman.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan bangga akan perkebunan khususnya subsektor CPO menjadi andalan Indonesia. “Bahkan subsektor kita untuk CPO menjadi ranking pertama dan ini menghasilkan ekspor USD24 billion, itu baru surplusnya saja,” ujar Hatta.
Namun, lanjut Hatta, karena mengalami defisit di sektor lain maka surplus subsektor di perkebunan yang tidak sebanding maka current account masih terjadi defisit. Oleh sebab itu, pendekatan perlu menjadi terpadu layaknya pendekatan penambahan nilai.
“Di sisi lain pendekatan value added sampai ke hulu hingga ke hilir untuk tidak sekedar meningkatkan value added tapi jadi daya kita ketika menghadapi masalah,” ujar Hatta.
Hatta menerangkan, memang 15 tahun ke belakang inovasi lebih ke aspek perindustrian. Akan tetapi, untuk ke depan perlu adanya pendekatan yang lebih bijaksana ke alam.