Jumat, 19 April 24

Kemenristekdikti Danai 15.000 Judul Riset

Kemenristekdikti Danai  15.000 Judul Riset
* Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) M Nasir (ketiga dari kanan).

Jakarta, Obsessionnews Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendanai 15.000 judul riset. Tapi, hasil riset nantinya harus bisa diaplikasikan di masyarakat, jangan hanya jadi pajangan di perpustakaan saja.

“Dengan riset diharapakan mampu meningkatkan daya saing bangsa. Harapan saya mampu menjadikan National Competitiveness yang dapat dicapai melalui 3 komponen, yaitu tenaga kerja yang terampil, inovasi, dan hasil riset yang baik,” ujar Menrisetdikti M Nasir usai menandatangani Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Penelitian Perguruan Tinggi dan Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) di Gedung D Lantai 2, Pintu Satu Senayan, Jakarta, Kamis (10/03/2016), seperti dilansir laman ristekdikti.go.id (Jumat (11/03).

baca juga:

Menristekdikti Polisikan Kampus Jual Ijazah ‘Bodong’

Menristekdikti Resmikan Zona Bisnis Teknologi

FOTO Pameran RITECH Expo 2015

Menristekdikti Karantina 243 PT Non Aktif

Sementara itu riset-riset yang dilakukan oleh anak bangsa juga sudah cukup banyak menghasilkan berbagai produk riset yang membanggakan yang dapat digunakan oleh masyarakat. Namun, banyak pula karya riset mereka yang hanya tersimpan dengan baik dan rapi di perpustakaan-perpustakaan di perguruan tinggi maupun lembaga-lembaga riset.

Sebanyak 15.000 judul riset yang didanai itu terbagi 15 jenis skema, yaitu skema riset Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, Fundamental, Kompetensi, Hibah Bersaing, Unggulan Perguruan Tinggi, Ipteks, Strategis Nasional, Unggulan Strategis Nasional, MP3EI, Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID), Dosen Pemula, Pascasarjana, Kerjasama Perguruan Tinggi, Desertasi Doktor, Program Magister Doktor Sarjana Unggul, dan INSINAS.

Skema-skema riset tersebut akan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya di tahun-tahun mendatang sesuai dengan tujuan skema masing-masing.

“Kemenristekdikti akan terus konsisten memfasilitasi penyelenggaran riset dan pengembangan sebagai salah satu tugas yang diamanahkan kepada kementerian ini,” tutur Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti, Muhammad Dimyati.

Dimyati menambahkan terdapat 5 pengelompokan riset yang dikelompokkan berdasarkan kesiapan secara teknologi. Yaitu kelompok riset untuk peneliti dan dosen pemula, riset dasar, riset terapan, riset pengembangan, dan riset pengabdian masyarakat.

Dalam rangka mendukung, mendorong dan meningkatkan kapasitas Iptek Nasional, Kemenristekdikti secara konsisten telah menyelenggarakan bantuan pendanaan riset (research funding) sebagai instrumen kebijakannya.

Pendanaan riset tersebut berjumlah kurang lebih 15.000 judul riset dalam 15 jenis skema, yaitu skema riset: Kerjasama Luar Negeri dan Publikasi Internasional, Fundamental, Kompetensi, Hibah Bersaing, Unggulan Perguruan Tinggi, Ipteks, Strategis Nasional, Unggulan Strategis Nasional, MP3EI, Riset Andalan Perguruan Tinggi dan Industri (RAPID), Dosen Pemula, Pascasarjana,Kerjasama Perguruan Tinggi, Desertasi Doktor, Program Magister Doktor Sarjana Unggul, dan INSINAS. Skema-skema riset tersebut akan ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya di tahun-tahun mendatang sesuai dengan tujuan skema masing-masing.

“Maka dari itu untuk perguruan tinggi, mari kita perjuangkan, mari kita tingkatkan kualitas untuk menghasilkan riset yang juga berkualitas. Demikian pula, riset harus betul-betul memberi manfaat bagi masyarakat luas,” tegas Nasir dalam pidatonya.

Hasil penelitian yang diaplikasikan dalam kegiatan pengabdian masyarakat dan dapat menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat merupakan salah satu solusi yang tepat untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. (rez)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.