Surabaya, Obsessionnews.com -Sejak hadirnya Inpres No 6 Tahun 2018 tentang rencana aksi Pencegahan dan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang ditujukan kepada kementerian/lembaga, Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak sendirian menangani permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan diselenggarakan kegiatan Pelatihan Kewirausahaan Bagi Masyarakat Kawasan Rawan Narkoba oleh Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM bersama Dinas Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Hotel Arcadia Surabaya, Rabu (18/9/2019).
Dalam siaran pers yang diterima obsessionnews.com, Sabtu (21/9), di acara itu Kepala Balai UPT Diklat Koperasi dan UKM Imam Antrimo mengatakan, pelatihan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan taraf perekonomian di lingkungannya masing-masing.
Hal senada juga disampaikan oleh Tri Setiyadi, Kasubdit Masyarakat Perkotaan Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN. Menurutnya, sinergitas antara BNN dan Kemenkop dan UKM
dimaksud agar masyarakat di kawasan rawan narkoba tidak lagi melakukan penyalahgunaan dan peredaran narkoba di kawasan tersebut.
Di hadapan 35 peserta Tri juga memperkenalkan aplikasi online tokostopnarkoba.com, di mana hasil usaha dan kerajinan tangan para peserta dapat dipasarkan secara online melalui aplikasi tersebut.
Sementara itu Robert Rompas, seorang praktisi dari PT Aseli RI yang hadir pada kegiatan ini menuturkan, melalui program Jembatan Emas akan membantu peserta dalam permodalan tanpa agunan, sistem yang cepat dan tidak sampai satu minggu dana sudah cair. Peserta akan diberikan pinjaman modal minimum Rp 10 juta hingga Rp 500 juta.
Kegiatan yang dipandu oleh Kasubid Kewirausahaan Kemenkop dan UKM Rusmin juga memberikan kesempatan kepada Lapinkop Jatim yang diwakili oleh Doddy Darmansyah. Menurutnya, salah satu langkah untuk memajukan usaha melalui Koperasi adalah dengan melakukan kegiatan pelatihan seperti ini.
Menutup diskusi para narasumber berharap para peserta harus berani untuk tampil dengan produk-produk kreatif, sehingga punya pangsa pasar tersendiri dan mampu bersaing secara sehat serta menjadi mandiri di masa depan. (bnn/arh)
