Jakarta, Obsessionnews.com – Kementerian Agama RI meminta kepada Suhardi Alius komandan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang baru, untuk mengedepankan pendekatan yang lunak dalam menanggulangi terorisme.
“Pendekatan lunak mudah-mudahan membuat orang menyadari yang diperlukan bukan kekerasan, melainkan memberikan kesempatan berkembang bagi semua orang. Sebab tindakan kekerasan terhadap teroris, tidak membuat gerakan bereka berhenti,” kata Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Machasin di Jakarta, Jumat (22/07), seperti dilansir laman kemenag.go.id.
Sehari setelah dilantik, Suhardi Alius mengaku akan melakukan berbagai pendekatan dalam memerangi terorisme. Selain penegak hukum, BNPT juga akan merangkul kementerian dan lembaga terkait. “Semua kementerian terkait kita ajak untuk turun bersama-sama. Nanti kami juga akan sowan ke kementerian-kementerian,” kata Suhardi.
baca juga:
Kematian Santoso PR Bagi Suhardi
Batalion 515 Kostrad, Sang Legenda Penakluk Santoso
Prajurit TNI Pemburu Santoso Naik Pangkat
Menurut Suhardi, Kementerian Agama akan diajak untuk menangkal paham radikalisme berlandaskan agama. Selain Kemenag, Suhardi juga akan mengajak Kementerian Sosial untuk mendekati kelompok yang mengalami krisis sosial.
“Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, itu untuk merangkul anak-anak sekolah atau pun remaja yang dinilai potensial untuk direkrut kelompok radikal. Anak-anak seperti ini harus didekati,” tutur Suhardi. Suhardi berharap upaya ini berjalan positif sehingga upaya penanggulangan teroris lebih maksimal.
Dimintai tanggapannya terkait hal ini, Machasin mengatakan bahwa kerjasama Bimas Islam Kemenag dengan BNPT sudah dilakukan sejak lama. Kerjasama itu dilakukan dalam beberapa kali kegiatan, antara lain: temu tokoh Islam Indonesia dan Timur Tengah, workshop penanganan paham radikal, dialog di beberapa tempat tentang anti kekerasan agama, dan lainnya.
“Itu belum cukup. Perlu kegiatan lain yang dapat meminimalisasi paham kekerasan dalam beragama,” tegasnya.
“(Misalnya) pendampingan orang atau kelompok yang rentan terkena paham kekerasan, penyebaran ide-ide keagamaan yang anti kekerasan, penguatan tim cyber, dan penguatan lembaga/organisasi pendukung paham keagamaan yang ramah,” tandasnya. @reza_indrayana