Senin, 5 Juni 23

Kematian Karena Covid-19 Melonjak di China, Peti Jenazah Habis Diborong Warga

Kematian Karena Covid-19 Melonjak di China, Peti Jenazah Habis Diborong Warga
* Permintaan untuk peti jenazah di daerah pedesaan meningkat tajam di China. (BBC)

Para pembuat peti jenazah di bagian utara provinsi Shanxi, China ,sedang sibuk memenuhi pesanan. Tampaknya para pemahat andal terus sibuk mengukir kayu yang masih baru dipotong. Dalam beberapa bulan terakhir, mereka mengaku belum sempat beristirahat.

Dilansir BBC, Kamis (26/1/2023), seorang penduduk desa yang hendak memesan peti mengatakan, bahwa peti-peti jenazah di daerah itu sudah habis terjual.

Ia tertawa dengan sentuhan humor gelap yang menjadi ciri khas daerah itu, bahwa para pekerja di sektor pemakaman telah meraup ‘keuntungan kecil’.

 

Sebuah kuburan baru di lahan pertanian sebuah desa terpencil di China. (BBC)

Ada banyak perdebatan terkait angka kematian sebenarnya akibat Covid-19 di China di kala virus menyebar ke kota-kota besar.

Sekitar 80% dari populasi, yakni lebih dari satu miliar orang, telah mengidap Covid-19 sejak China mencabut kebijakan ‘nol Covid’ Desember lalu, menurut epidemiolog terkemuka Wu Zunyou.

Akhir pekan lalu China melaporkan jumlah kematian terakait Covid-19 mencapai 13.000 jiwa dalam waktu kurang dari seminggu, menambah total kematian awal, yakni 60,000 jiwa yang sudah tercatat sejak bulan Desember.

Namun, angka kematian tersebut belum tentu mencerminkan situasi yang sebenarnya.

Sebab kematian yang dihitung hanya yang terjadi di rumah sakit, sementara di desa-desa hanya ada sedikit layanan kesehatan dan pengidap Covid-19 yang meninggal di rumah sebagian besar tidak terhitung.

Bahkan sampai sekarang belum ada estimasi resmi terkait angka kematian di wilayah pedesaan. Tetapi BBC menemukan bukti bahwa jumlah korban yang tewas kian meningkat.

Namun, angka kematian tersebut belum tentu mencerminkan situasi yang sebenarnya.

Sebab kematian yang dihitung hanya yang terjadi di rumah sakit, sementara di desa-desa hanya ada sedikit layanan kesehatan, serta pengidap Covid-19 yang wafat di rumah sebagian besar tidak terhitung.

Bahkan sampai sekarang belum ada estimasi resmi terkait angka kematian di wilayah pedesaan. Tetapi BBC menemukan bukti bahwa jumlah korban yang tewas kian meningkat.

Menguburkan Mayat di Lahan Pertanian
Warga yang meninggal di desa kecil tempat Dr Dong mendirikan apotek dikuburkan di lahan pertanian. Sementara para petani tetap bercocok tanam dan memelihara ternak di sekitar gundukan tanah nenek moyang mereka.

Mengemudi di sepanjang jalan, kami melihat gundukan tanah baru dengan bendera merah dipasang di atasnya. Banyak kuburan yang serupa. Seorang petani yang menggembalakan kambing mengatakan bahwa itu adalah kuburan baru.

“Keluarga-keluarga menguburkan orang lansia di sini setelah mereka meninggal. Karena ada terlalu banyak,” katanya.

Di desanya yang berisi beberapa ribu penduduk, pria itu mengatakan sudah ada lebih dari 40 warga yang meninggal dalam gelombang Covid-19 terbaru.

“Suatu hari ada satu orang tewas, besoknya ada orang lain [yang tewas. Tak berhenti dalam sebulan terakhir,” tutur dia.

Tapi di daerah pedesaan sini, mereka cukup filosofis terkait perkara hidup dan mati. Petani itu mengatakan orang-orang akan tetap merayakan tahun baru seperti biasanya.

“Putra dan menantu saya akan segera kembali,” katanya.

Saya bertanya apakah penduduk setempat khawatir anggota keluarga yang kembali dapat membawa lebih banyak infeksi.

”Orang-orang tak perlu khawatir. Jangan takut!” ucap dia. ”Anda akan tetap terkena meskipun Anda berusaha sembunyi. Sebagian besar dari kami sudah pernah terkena Covid dan kami baik-baik saja.”

Petani itu dan banyak penduduk lainnya berharap gelombang mematikan Covid-19 sudah berlalu dan untuk sementara waktu, mereka ingin menghabiskan waktu mereka bersama orang-orang yang hidup daripada menguburkan orang-orang yang sudah wafat. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.