Jumat, 26 April 24

Kelompok Gagal Paham

Kelompok Gagal Paham
* Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) dan wakilnya, Sandiaga Uno.

Saat ini beredar meme, tulisan pelintiran pidato Gubernur Anies Baswedan mengenai konteks perjuangan pribumi dalam melawan kolonialisme yang oleh mereka yang terus gagal paham dikatakan bahwa bahwa Anies rasis, Anies tidak merangkul semua golongan, Anies melakukan ujaran kebencian dan lain sebagainya. Bahkan yang lebih parah lagi, ada seorang Tionghoa yang mengatakan : “ Untung bukan Ahok yang pidato kayak Anies….Pasti di demo dan dilaporkan polisi, disidangkan dan dihukum serta dipecat…”.

Masyallah…..membaca tulisan tulisan seperti itu saya tidak bisa hanya tinggal diam saja, membiarkan atau pura pura tidak tahu dan bersikap masa bodoh. Ini harus diluruskan, paling tidak meluruskan apa yang menjadi content pidato Anies yang gagal dipahami oleh orang orang yang memang #gagalpaham#, oleh mereka yang #ogahmoveon#

Berikut adalah teks pidato Anies Baswedan yang mengatakan kata pribumi yang saat ini dipermasalahkan bahkan dilaporkan oleh Eks Tim Kuasa Hukum Ahok. Masyarakat bisa menilai siapa sebenarnya yang selalu ingin gaduh, kelompok mana sebenarnya yang ingin terus mencari masalah dan tidak bisa move on. Mulai dari Djarot yang tidak menghadiri acara pelantikan bahkan memilih untuk berlibur dan katanya tidak diundang padahal ada dalam daftar. Kebohongan macam apa pula ini? Etika macam apa pula? Contoh kepemimpinan macam apa pula?

“Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan kolonialisme dari dekat, penjajahan di depan mata, selama ratusan tahun. Di tempat lain mungkin penjajahan terasa jauh tapi di Jakarta bagi orang Jakarta yang namanya kolonialisme itu di depan mata. Dirasakan sehari hari. Karena itu bila kita merdeka maka janji janji itu harus terlunaskan bagi warga Jakarta.

Dulu kita semua pribumi ditindas dan dikalahkan. Kini telah merdeka, kini saatnya menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. Itik telor, ayam singerimi. Itik yang bertelor, ayam yang mengerami.

Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan. Kita yang bekerja keras untuk mengusir kolonialisme. Kita semua harus merasakan manfaat kemerdekaan di ibu kota ini. Dan kita menginginkan Jakarta bisa menjadi layaknya sebuah arena aplikasi Pancasila. “

 

Tidak ada yang salah dengan kalimat kalimat diatas bahkan ajakan untuk membulatkan tekad kita bahwa kemerdekaan yang sudah diraih dengan kerja keras dan perjuangan haruslah dirasakan dan dinikmati oleh semua warga Jakarta.

Jelas bagi kelompok gagal paham dan ogah move on ini, apapun yang diucapkan, dilakukan oleh Anies Sandi akan terus diserang, “digoreng” dan dicari cari kesalahan dalam bentuk apapun. Kasihan…..

Mereka masih saja terus berkutat dengan #baper# dan apapun dijadikan pembanding dengan Ahok walaupun tidak ada hubungannya. Perkara kalimat kalimat “Untung bukan Ahok yang pidato kayak Anies….Pasti di demo dan dilaporkan polisi, disidangkan dan dihukum serta dipecat…”. Padahal sekarang yang melaporkan Anies ke polisi adalah kelompok mereka juga. Mereka lupa bahwa sebagian besar masyarakat saat ini justru melihat ketidakadilan yang semakin mengerikan sejak kasus Ahok. Para ulama ditangkapi, dipenjara, aktivis yang menyuarakan kebenaran dan mengkritisi pemerintah justru ditangkap dan dipenjarakan, Jonru penulis di medsos ditangkap dan sekarang kasusnya masih diproses dan dia sendiri ditahan. Sebaliknya pernyataan ujaran kebencian yang dilakukan oleh Victor Laiskodat sampai saat ini tidak ada tindakan, tulisan tulisan Denny Siregar yang jelas jelas memenuhi unsur ujaran kebencian malah dijadikan rujukan untuk memberikan siraman dahaga atas kekecewaan yang mendalam karena Ahok kalah. Menyedihkan…pathetic if I can say…

Kepada kawan kawan Tionghoa, wake up ! wake up! Kalian ini hanya sekian persen dari jumlah penduduk Indonesia dan memang minoritas, so what? Jangan karena membela Ahok lantas semua pikiran menjadi tidak jernih lagi. Sadarlah bahwa jika kalian tidak #moveon# jika kalian #gagalpaham# terus menerus maka kalian justru akan terus memperuncing gesekan yang sudah ada perihal berkebangsaan yang berbhinekatunggalika. Sekarang sudah saatnya mempersatukan lagi serpihan serpihan nilai nilai persatuan yang sempat tercecer karena seorang Ahok. Jangan hanya slogan di mulut tetapi lakukan dalam perilaku nyata, terapkan dalam pikiran kalian bahwa kita ini BANGSA INDONESIA yang tidak ingin terkotak-kotak hanya karena suku, agama dan ras. Canangkan dengan nyata gerakan bahwa kita ingin bersatu dan tidak ingin hidup eksklusif di negara ini. Hentikan provokasi-provokasi dan kalau ada kelompok yang sebenarnya ingin menyeret Tionghoa kedalam pusaran politik tidak sehat karena ingin memecah belah bangsa ini, maka sadarlah agar tidak mau diseret tetapi berpikir jauh untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan. Belajarlah dari sejarah dan jangan mengulang lagi sejarah kelam apa yang sudah pernah terjadi di negeri ini hanya karena kita tidak mau berubah.

Salam Indonesia Raya,

Jakarta, 18 Oktober 2017

(Agnes Marcellina, Aktivis)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.