Rabu, 27 September 23

Tontonan Buruk, Kebohongan Politik di Indonesia Lazim Terjadi

Tontonan Buruk, Kebohongan Politik di Indonesia Lazim Terjadi

Bandung, Obsessionnews – Di Indonesia proses pembelanjaan uang negara oleh pemegang kekuasaan diawali melalui proses politik.

“Terkadang janji politik dengan implementasi di lapangan tidak pernah sama dan malah menjadi tontonan buruk, kebohongan menjadi suatu tindakan yang lazim terjadi,” ujar anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi saat menyampaikan kuliah umum di kampus Unpad Bandung, Senin (21/9).

Dalam kuliah umum bertajuk “Pengelolaan Keuangan Negara Sektor Publik” tersebut Eddy mengatakan pengelolaan keuangan negara tidak bisa dilepaskan dari siapa yang berkuasa serta siapa yang diberi kekuasaan. Untuk itu, kekuasaan harus dikontrol agar akuntabilitas pengelolaan keuangan negara yang dimandatkan dapat berjalan dengan baik.

Menurut alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad ini, kebohongan rentan terjadi pada pelaksana tugas (agent) yang diberikan oleh pemegang kekuasaan (principal). Principal dengan sengaja memberikan tugas kepada agent untuk melakukan tindak kebohongan. Hal inilah yang menyebabkan korupsi banyak terjadi di Indonesia.

kuliah umum perdana

Eddy menjelaskan pengelolaan keuangan negara tidak hanya berhenti sampai laporan pertanggungjawaban selesai. Sehingga Eddy meminta kepada mahasiswa Pascasarjana sebagai peserta kuliah umum khususnya dari program Akuntasi, untuk memahami dengan baik filosofi laporan keuangan.

“Buatlah satu laporan keuangan yang governance tanpa tekanan dari kekuasaan. Kekuasaan ada waktunya, kebohongan itu akan terus melekat sampai di akhirat,” ujar Eddy.

Kuliah perdana ini digelar oleh Program Pascasarjana Unpad. Turut hadir Rektor Unpad, Prof. Dr. med. Tri Hanggono Achmad, dr., Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, dan Kerja Sama Unpad, Dr. med. Setiawan, dr., Direktur Program Pascasarjana Prof. Dr. Ir. Mahfud Arifin, M.S.

Dalam kesempatan tersebut, Dr. Setiawan menyampaikan pentingnya proses penelitian dan pembelajaran pada pendidikan Pascasarjana. Dalam rangka mendukung pencapaian riset unggulan, Unpad masih belum memenuhi target. Hal inilah yang terus digulirkan Unpad bahwa riset tidak boleh lepas dari proses pembelajaran.

Setiawan menjelaskan, integrasi riset pada program Pascasarjana diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Lulusan Program Magister diharapkan dapat mengelola suatu riset dengan tujuan utamanya ialah mendapat pengakuan dari Pemerintah. Sementara lulusan Program Doktor diharapkan dapat melakukan pendekatan transdisiplin dan bisa memimpin sebuah riset. (Dudy Supriyadi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.