Selasa, 19 Maret 24

Breaking News
  • No items

Kata-kata Mampu Mengubah Kelemahan Jadi Kekuatan

Kata-kata Mampu Mengubah Kelemahan Jadi Kekuatan

Oleh: Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, dan Direktur Eksekutif Global Future Institute

Marcus Tullius Cicero dianggap rakyat Romawi sebagai bapak bangsa. Sehingga tiga serangkai oligarki Julius Caesar, Pompey dan Crassus, tidak berani berhadapan langsung dengan tokoh kharismatik tersebut. Maka memakai cara meminnjam tangan orang lain untuk jadi tukang gebuk. Catilina dan belakangan setelah konspirasi Catilna terbongkar, diteruskan oleh Cloudius.

 

Maka muncullnya dua agen proksi itu, Catilina dan Clodius, ditugaskan untuk menyusun persekongkolan yang dirang tiga serangkai oligarki itu, untuk melawan Cicero yang misi sesungguhnya adalah melumpuhkan Romawi sebagai sebuah republik dan menggantikannya dengan sistem diktatur.

 

Maka untuk merobohkan benteng pertahanan dan palang pintu romawi sebagai republik, berarti harus melumpuhkan dan mematikan Cicero. Yang waktu itu merupakan Konsul utama senat Romawi. Kalau sekarang semacam Ketua Perlamen yang menguasai mayoritas kursi DPR.

 

Hikmah yang menginspirasi politik hingga sekarang adalah betapa Cicero telah menyadarkan kita bahwa ketika politisi berjiwa negarawan bertekad maju ke pentas politik tanpa uang, tanpa ikatan dengan darah biru, dan tanpa dukungan massa, namun kata-kata mampu menciptakan kenyataan baru. Mampu mengubah kelemahan jadi kekuatan. Dan mampu menciptakan ada dari ketiadaan.

 

Inilah yang menakutkan amat sangat bagi tiga serangkai oligarki Julius Caesar, Pompey dan Crassus. Kelicikan politik ala Caesar, kedigdayaan kekuatan militer ala Pompey dan kekuatan uang ala Crassus, takluk oleh kekuatan kata dan wacana dari Cicero.

 

Kok bisa? Riwayat hidup Cicero yang disusun oleh Tiro, sekretaris pribadinya yang mendampinginya hingga akhir hayat, menyiratkan sebuah fakta penting. Selain ketajamam pikiran dan analisisnya, Cicero juga seorang yang menghayati ilmu kerohanian yang amat mendalam, sehingga intuisinya dalam membimbing keputusan bersejarah Cicero dalam keadaaan genting, selalu tepat dan strategis. Meski akhirnya merugikan dirinya sendiri. Namun pada akhirnya dimenangkan oleh sejarah.

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.