Jumat, 19 April 24

‘Kasihan Anaknya, Punya Ibu Seorang Koruptor‘

‘Kasihan Anaknya, Punya Ibu Seorang Koruptor‘
* Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin tiba di Kantor KPK. (Dery Ridwansah/JawaPos.com)

Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif mengatakan, Neneng diduga menerima hadiah dari pengusaha terkait izin proyek Meikarta di CIkarang, Bekasi. “Diduga Bupati Bekasi dan kawan-kawan menerima hadiah atau janji dari pengusaha terkait pengurusan perizinan proyek pembangunan Meikarta di Kabupaten Bekasi,” kata Laode dalam jumpa pers di Gedung KPK Jakarta, Senin (15/10).

Laode melanjutkan, diduga pemberian tersebut terkait izin-izin yang sedang diurus pemilik proyek seluas 774 hektare. “Pemberian perkara ini diduga sebagai komitmen fee,” kata Laode.

 

Baca juga:

OTT Bekasi Terkait Suap Proyek Properti

OTT Bekasi, KPK Amankan 10 Orang dan Uang Rp 1 Miliar

 

Neneng diduga dijanjikan uang Rp 13 miliar oleh pengembang Lippo Group. Hingga saat ini, menurut Syarif, baru terjadi penyerahan Rp 7 miliar melalui sejumlah pejabat di Pemkab Bekasi. Neneng disangka melanggar Pasal 12 huruf a dan Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 atau Pasal 12 B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Dalam kasus ini, KPK juga menetapkan empat orang lainnya sebagai penerima suap. Masing-masing yakni Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bekasi Jamaluddin dan Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Sahat MBJ Nahor. Kemudian, Kepala Dinas Penanaman Modan dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Bekasi, Dewi Tisnawati. Selain itu, KPK juga menetapkan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Bekasi, Neneng Rahmi sebagai tersangka. Sementara itu, KPK menetapkan empat orang lain sebagai tersangka pemberi suap. Masing-masing yakni, Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro. Kemudian Taryudi dan Fitra Djaja Purnama yang merupakan konsultan Lippo Group. Selain itu, satu tersangka pemberi suap lainnya adalah Henry Jasmen yang merupakan pegawai Lippo Group.

Kader Golkar yang Berprestasi

Neneng salah seorang kader Golkar yang berprestasi. Ia putri juragan beras dan tokoh Golkar Kabupaten Bekasi, almarhum H Yasin. Sejak remaja Neneng aktif berorganisasi. Ia pernah mengemban beberapa jabatan, antara lain Ketua Pengurus Daerah Kolektif  (PDK) Kosgoro 1957 Kabupaten Bekasi, Bendahara KONI Kabupaten Bekasi, dan Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Jabar.

Pada Pemilu 2009 Neneng mendapat kepercayaan dari Golkar menjadi calon anggota DPRD Jabar. Peluang emas itu tak disia-siakannya. Dan ia berhasil terpilih menjadi anggota DPRD periode 2009-2014.

 

Baca juga: Neneng Hasanah Yasin, Bupati Bekasi Fenomenal

 

Belum selesai menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat, pada 2012  ia dicalonkan oleh Golkar untuk maju di Pilkada Kabupaten Bekasi. Dalam Pilkada 2012 tersebut Neneng menggandeng Rohim Mintareja sebagai wakilnya. Pilkada itu diikuti tiga pasangan calon bupati dan calon wakil bupati.

Pilkada Bekasi 2012 tersebut diwarnai kejutan, di mana Neneng-Mintareja mengalahkan Bupati Bekasi petahana Sa’duddin yang berduet dengan Jamalulail Yunus. Neneng-Rohim memperoleh 442.857 suara atau sekitar 41,0%, Sa’duddin-Jamalulail 331.638 suara (30,75%), dan Darip Mulyana-Jejen Sayuti 304.108 (28,19%). Dengan demikian Neneng-Mintareja terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bekasi periode 2012-2017.

Wanita kelahiran Karawang, Jabar, 23 Juli 1980 ini mewakafkan hidupnya untuk Bekasi. Tak ada kata lelah dan menyerah dalam kamus hidupnya. Ia bekerja dari pagi hingga larut malam untuk membangun Bekasi menjadi lebih baik.

Neneng bukan tipe bupati yang senang duduk manis. Ia rajin blusukan ke desa-desa untuk mengecek pelaksanaan program-program pemerintah, yakni pengobatan gratis, sekolah gratis, bantuan rumah untuk warga miskin, pembangunan jalan, pembangunan jembatan, pembangunan irigasi, dan lain sebagainya. Neneng aktif berdialog dengan warga untuk menyerap aspirasi mereka.

Di berbagai kesempatan Neneng mengajak warga berperan aktif menyukseskan pembangunan Bekasi agar menjadi lebih baik di masa mendatang.

Untuk mewujudkan Bekasi kota maju Neneng mempermudah perizinan investasi. Ia aktif mempromosikan Bekasi sebagai salah satu daerah investasi yang potensial. Bekasi memiliki sejumlah kawasan yang cocok untuk investasi di bidang industri motor, mobil, pertanian, perikanan, perdagangan, restoran, dan lain sebagainya.

Di bawah kepemimpinannya Bekasi meraih sejumlah prestasi. Antara lain tahun 2016 menerima penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jabar. WTP merupakan pencapaian tertinggi dalam laporan keuangan pemerintah daerah di Indonesia.

Prestasi lain yang diraih Bekasi pada 2016 adalah mendapat penghargaan bergengsi Adipura . Bekasi dinilai berhasil meningkatkan kinerja dalam pengelolaan lingkungan perkotaan tahun 2015-2016.  Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyerahkan secara langsung penghargaan Sertifikat Adipura Best Effort kepada Neneng di Istana Siak, Riau, Jumat (27/7/2016).

Pada tahun 2016 Neneng terpilih secara aklamasi sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bekasi. Jabatan  baru ini menuntutnya harus bekerja ekstra keras dalam membagi waktu untuk tugasnya sebagai bupati.

Berbagai prestasi yang diraihnya saat menjadi Bupati Bekasi menjadi modal penting bagi  Neneng untuk mengikuti Pilkada Kabupaten Bekasi 2017. Pilkada tersebut diikuti lima pasangan calon. Kali ini Neneng menggaet Eka Supria Atmaja.  Pasangan ini meraih suara tertinggi, yakni 471.585 suara atau 39.28%, diikuti Sa’duddin-Ahmad Dhani  309.410 suara (26,13%), Obon Tabroni-Bambang Sumaryono 208.223 suara (17,58%), Meiliana Karika-Abdul Kholik 113.596 suara (9,59%), dan Farihin-Mahmud 81.436 suara (6.88%). Dengan demikian Neneng-Eka terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Bekasi periode 2017-2022.

Neneng  memang sosok yang fenomenal. Ia mengukir sejarah baru di Kabupaten Bekasi.  Ia wanita pertama di daerah tersebut yang menjadi bupati dua kali secara beruntun.

Neneng lahir di Karawang, Jabar, 23 Juli 1980. Ia mengenyam pendidikan di SDN VIII Rengasdengklok, Karawang, dan lulus tahun 1992. Kemudian melanjutkan ke MTs Darunnajah di Jakarta dan lulus tahun 1995. Setelah itu melanjutkan ke  SMA Insan Kamil Bogor dan lalus tahun 1998.  Selanjutnya Neneng masuk Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Jakarta, dan lulus tahun 2008.

Ia menikah dengan Almaida Rosa Putra dan dikaruniai tiga anak.  (arh)

Pages: 1 2

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.