Sabtu, 20 April 24

Kaos Asli Semarang Memikat Hati Anak Muda

Kaos Asli Semarang Memikat Hati Anak Muda
* Outlet KAS Cloth di Jl. Menoreh Raya No. 76 Semarang

Semarang, Obsessionnews – Berawal dari rasa kecintaan terhadap Kota Semarang dan kicauan akun twitter @Aslisemarang, empat anak muda membuat usaha kaos kreatif yang menunjukkan kata-kata khas Semarang. Kaos Asli Semarang cloth (KAS cloth) merupakan merek baju yang mereka buat saat ini berhasil memikat hati anak muda.

Admin offline KAS cloth Muklas menjelaskan, KAS berasal dari panggilan sehari-hari warga Semarang yang kini mulai menghilang, yakni piye kas, eneng opo kas?

Muklas, admin offline KAS cloth
Muklas, admin offline KAS cloth

Awal mula munculnya KAS cloth ini karena adanya keprihatinan Semarang yang tidak mempunyai branding tertentu layaknya kota-kota besar lainnya. Dari situlah para anak muda ini mencoba membuat sebuah karya yang menjadi ciri khas kota tersebut.

”Saat kota-kota lain sudah punya branding sendiri, Semarang nggak punya. Oleh karena itu kita coba pakai KAS cloth,” ujar Muklas kepada obsessionnews.com baru-baru ini.

Usaha ini dirintis sejak tahun 2012. Ketika memulai usahanya, mereka menawarkan kepada para follower @Aslisemarang dan melakukan transaksi secara online. Metode pembayarannya dengan cara bertemu di pom bensin Tugu Soeharto. Selang beberapa waktu, mereka mendapat tanggapan dari beberapa pelanggan yang merasa riskan ketika melakukan pembelian dengan toko yang berjualan secara online namun tidak mempunyai tempat secara fisik.

“Dulu kita jualan cuma secara online. Jadi nanti ketemuan di suatu tempat dan pelanggan membayar di tempat itu. Kemudian ada beberapa pelanggan yang agak riskan membeli kaos dari toko yang nggak punya tempat (toko fisik). Maka dari itu kami membuat tempat berjualan kecil-kecilan,” kata Muklas.

Yang menarik dari Kaos Asli Semarang adalah desainnya yang kreatif dan sangat unik. Kaos yang dijual berisikan kata-kata khas warga Semarang yang di mana belum tentu orang luar Semarang mengerti arti kata-kata tersebut, seperti ndes dan kakeane. Banyak pelanggan yang membeli kaos karena memiliki keterikatan dengan Semarang, seperti lahir di Semarang namun bekerja di luar kota. Bahkan tak sedikit orang yang pernah kuliah atau tinggal di kota Semarang berdatangan untuk membeli KAS cloth.

Sejumlah desain kaos yang ditawarkan bertuliskan bahasa “Semarangan” yang cukup familiar di telingan anak muda, seperti I Love Sebeh Semeh (Aku Cinta Bapak Ibu), Urip Mung Mampir Dolan (Hidup Cuma Mampir Main), Ngopi Sek Ndak Edan (Ngopi Dulu Biar Tidak Gila), dan lain-lain.

Bukan tanpa halangan mereka dalam mengembangkan usaha ini. Banyak kendala yang menerpa di kala mencoba memasarkan dan memproduksi kaos buatan mereka. Yang sering terjadi kendala di bidang produksi karena kaos KAS masih menggunakan produksi dari pihak kedua.

“Kami kesulitan di bidang produksinya. Ketersediaan barang kadang-kadang masih kurang. Sistem jualan kami pra order, kalau ada pesanan kami buat. Pembuatan kaosnya dari konveksi lain, sedangkan kami hanya membuat desain dan memasarkan. Kalau pesanan datang kami harus memesan dahulu ke pihak konveksi,” tutur Muklas.

Saat ini usaha mereka semakin berkembang dan tetap menjual produknya melalui twitter @KAScloth dan di toko yang berlokasi di Jl. Menoreh Raya No. 76, depan pom bensin Tugu Soeharto. Pelanggan yang datang tak hanya warga Kota Semarang saja, namun juga berasal dari Kendal, Ungaran, Solo, Jakarta, Bandung, dan lain-lain.

“Ada pelanggan tetap yang suka banget sama desain kami. Tiap kali kami mengeluarkan desain baru dia memesan satu kaos,” ujar Muklas sambil terkekeh.

Omset yang diraup lumayan. Selama sebulan mereka sanggup menjual kaos hingga 20-30 kaos. Harga kaosnya cukup murah. Untuk semua ukuran harga yang ditetapkan sebesar Rp 90.000, sedangkan khusus kaos lengan panjang harganya Rp 95.000, belum termasuk ongkos kirim.

Sayangnya, sampai sekarang belum ada perhatian dari Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pada pelaku usaha kreatif ini. Padahal banyak industri kreatif yang dijalankan anak muda di Semarang. Muklas berharap mereka diberikan stand khusus usaha ekonomi kreatif seperti di Pasar Klitikan, sehingga bermanfaat untuk pengenalan Semarang.

“Kami berharap pemerintah menyediakan stand bagi pelaku usaha kreatif, sehingga mampu mengenalkan produk-produk kreatif Semarang. Yang berjualan kaos berciri khas Semarang bukan kami sendiri, tapi banyak. Jadi dengan adanya stand bisa lebih meningkatkan semangat para anak muda dalam berwirausaha,” pungkasnya. (Yusuf Isyrin Hanggara)

 

Related posts