Rabu, 24 April 24

Kader PDI-P Jember Ngamuk

Kader PDI-P Jember Ngamuk
* Kader-kader PDI-P Kabupaten Jember, JawaTimur, berunjuk rasa di kantor DPC PDI-P Jember, Jumat (24/7/2015)

Jember, Obsessionnews – Sering kali terjadi konflik di internal sebuah partai dipicu oleh kekecewaan kader-kadernya yang aspirasinya dianggap angin lalu oleh pimpinan partai. Dalam pemilihan kepala derah (pilkada), misalnya, kader-kader menginginkan yang diusung dalam pilkada adalah kader sendiri, bukan orang luar partai. Namun, pimpinan partai mempunyai pertimbangan sendiri tidak mendukung kader partai yang bersangkutan, dan justru merekomendasikan orang di luar partai.

brt254609001Hal inilah yang terjadi di tubuh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kabupaten Jember, Jawa Timur (Jatim). Puluhan kader PDI-P marah terhadap sikap pimpinan partai yang tidak mengusung calon kepada daerah dari kader atau internal. Mereka ngamuk dan menyerang kantor DPC sehingga sejumlah jendela rusak, Jumat (24/7/2015).

“Kami kecewa karena rekomendasi diberikan kepada calon di luar kader PDIP, yakni Faida dan Abdul Muqid Arief,” kata salah seorang kader PDIP Jember, Agus Hadi Santoso.

Faida, calon Bupati Jember yang bukan kader PDI-P.
Faida, calon Bupati Jember yang bukan kader PDI-P.

Faida adalah seorang dokter dan juga direktur Rumah Sakit Bina Sehat Jember. Sementara Abdul Muqid Arif adalah seorang pengasuh pondok pesantren di Jawa Timur. “Kalau yang direkomendasikan kalah dalam pilkada nanti, maka jangan disalahkan mesin politik yang tidak bisa berjalan secara maksimal,” kata Agus mengancam.

Dia menduga rekomendasi pengusungan calon kepala daerah terkesan diperjualbelikan begitu saja. Alhasil, kader internal yang potensial terdepak. Pemberian rekomendasi yang salah sasaran itu juga dianggap telah merusak partai itu sendiri.

“Sebagai kader, kami tidak ingin rekomendasi itu diperjualbelikan, sehingga merusak partai,” cetusnya dengan emosi.

Agus mengungkapkan, sejatinya PDI-P dapat mengusung calon sendiri karena memiliki kursi yang cukup memadai di DPRD Jember. Tetapi, sayangnya, modal besar itu malah diberikan kepada pasangan calon yang bukan kader. Padahal, calon internal lebih diyakini memiliki loyalitas kepada partai dibandingkan calon nonkader.

“PDI-P memiliki tujuh kursi, sehingga sangat pantas untuk mengusung kader sendiri dalam pilkada baik sebagai cabup maupun cawabup. Namun saat ini rekomendasi diberikan kepada calon di luar kader,” ujarnya.

Puluhan kader PDI-P ini berunjuk rasa di halaman depan kantor DPC. Saat aksi itu ditanggapi Ketua DPC Tabroni, tiba-tiba terdengar suara pecahan kaca. Usut punya usut, ternyata kaca tersebut dilempar seorang kader yang kecewa.

Agus mengatakan, pelemparan kaca yang berhamburan di ruang tamu kantor DPC, dilakukan spontanitas lantaran emosi kader yang tidak terbendung. Upaya Tabroni memberikan pemahaman tak digubris.

Tabroni mengatakan, terkait dengan keputusan yang berbeda dengan kongres, kemungkinan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) memiliki pertimbangan lain untuk Jember dan mungkin melihat analisis survei.

Kepala boleh panas tapi hati harus tetap dingin. Meski kecewa, semestinya kader-kader partai berlambang banteng dengan moncong putih itu tidak melakukan perbuatan anarkis. (ant/arh)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.