Kamis, 25 April 24

Jokowi ke AS Diundang Obama, Bukan Lobi Lewat ‘Calo’

Jokowi ke AS Diundang Obama, Bukan Lobi Lewat ‘Calo’

Jakarta, Obsessionnews – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyesalkan adanya artikel yang berjudul “Menunggu di Lobi Gedung Putih”. Menurut Juru Bicara Kemlu RI Armanatha Nasir, isu yang diangkat dalam artikel tersebut sangat tidak akurat, tidak berdasar dan sebagian mendekati ke arah fiktif.

Nasir mengatakan kunjungan Presiden Jokowi ke Amerika Serikat (AS) adalah atas undangan Presiden Obama yang disampaikan langsung pada saat pertemuan bilateral di sela-sela KTT APEC 2014 di Beijing pada 10 November 2014. Bukan melalui lobi broker (calo) seperti dikabarkan oleh artikel yang dinilai ‘liar’ tersebut.

“Undangan ini kemudian ditindaklanjuti dengan undangan tertulis yang disampaikan melalui saluran diplomatik,” ujar Nasir dalam siaran persnya, Sabtu (7/11/2015).

“Jadwal Presiden Jokowi serta perhatian beliau akan berbagai isu penting dan mendesak mengakibatkan undangan ini baru dapat dipenuhi pada tanggal 25-27 Oktober 2015,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, sama halnya dengan persiapan kunjungan Presiden RI ke negara-negara lain, persiapan kunjungan ke AS tersebut dipimpin oleh Menteri Luar Negeri, berkoordinasi dengan berbagai kementerian dan lembaga, parlemen, KBRI Washington DC, Konsulat Jenderal RI di San Francisco, Kedutaan Besar AS di Jakarta, serta kalangan bisnis dan para pemangku kepentingan lainnya.

Persiapan untuk kunjungan tersebut kata Nasir, juga mencakup sejumlah pertemuan tingkat Menteri dan kunjungan timbal balik para Menteri dan pejabat tinggi dari kedua negara, sejumlah misi bisnis, dan puncaknya adalah pertemuan antara Menlu RI dengan Menlu AS di Washington DC pada 21 September 2015.

“Hal ini menandai pentingnya kesuksesan hubungan bilateral Indonesia-AS yang bukan hanya menjadi kepentingan Pemerintah, namun juga berbagai pemangku kepentingan di Indonesia secara menyeluruh,” katanya.

Lebih lanjut Nasir menuturkan persiapan intensif ini memungkinkan ditandatanganinya lebih dari 18 perjanjian bisnis senilai lebih dari US$ 20 miliar dan sejumlah Nota Kesepahaman antara Pemerintah AS dan Indonesia. Kunjungan ini juga meningkatkan hubungan kedua negara menjadi mitra yang lebih strategis.

Pemerintah RI tidak menggunakan jasa pelobi dalam mengatur dan mempersiapan kunjungan Presiden ke AS. Kemenlu RI juga tidak pernah mengeluarkan anggaran Kementerian untuk jasa pelobi.

“Namun memahami bahwa penggunaan jasa pelobi merupakan bagian nyata dari dunia politik di Amerika Serikat dan seringkali digunakan oleh pemangku kepentingan dan Pemerintah negara-negara lain di dunia untuk memajukan kepentingan mereka di Amerika Serikat,” terang Nasir.

“Merujuk pada tuduhan yang tidak berdasar akan adanya perselisihan antara Menteri Luar Negeri dan salah satu menteri lain pada saat persiapan kunjungan ini, Kementerian Luar Negeri menyesalkan bahwa seorang akademisi yang terhormat dapat menyampaikan suatu pernyataan yang tidak benar,” tutup Nasir. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.