Jakarta, Obsessionnews.com – Presiden Joko Widodo mengaku sempat panik atau waswas saat mendengar informasi seputar dinamika Partai Golkar pada November 2017. Menyusul ditetapkannya Setya Novanto sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP di KPK.
Banyak protes dan desakan dari kader yang menginginkan Partai Golkar segera mengadakan Musyawarah Nasional luar biasa (Munaslub). Situasi itu pun kata Jokowi terasa sampai Istana lantaran kasus yang dihadapi Setya Novanto tidak hanya menyangkut nama Partai Golkar tapi juga DPR sebagai wakil rakyat.
“Kabar-kabarnya, ini kabar entah benar entah tidak. Golkar sempat memanas, Golkar sempat menghangat,” ujar Jokowi di acara pembukaan Munaslub Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Senin (18/12/2017) malam.
Diam-diam Jokowi ternyata ikut memantau situasi politik di internal Partai Golkar. Namun setelah ia cek semua, rasa waswas itu tidak berlanjut sampai tingkat tinggi. “Setelah saya dalami, saya cek, bagusnya ternyata hanya hangat-hangat kuku. Tidak sampai panas,” kata Jokowi.
Menurut Jokowi, Golkar adalah partai besar yang memiliki kekuatan politik yang mengakar hingga ke desa-desa. Oleh karena itu, ia khawatir, jika Golkar pecah, dampaknya tidak hanya terasa di internal partai, tetapi bagi politik nasional.
Jokowi mengatakan, sebagai partai besar, Golkar harus tetap utuh dan solid demi kebaikan partai dan politik nasional. Ia juga berharap persoalan yang dihadapi Partai Golkar saat ini cepat selesai dengan memilih ketua umum yang baru. (Albar)
