Jakarta – Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan menguatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika dia terpilih menjadi presiden melalui pilpres 2014. Penguatan lembaga tersebut, akan dilakukan dengan dua program. Pertama adalah menambah anggaran hingga 10 kali lipat dari sebelumnya. Kedua, menambah jumlah penyidik demi optimalisasi kerja KPK.
“Ini semua agar KPK betul-betul jadi institusi yang kuat. Kami sangat mengapresiasi kerja KPK selama ini,” ujar Jokowi di kantor KPK, Jl Rasuna Said, Jaksel, Kamis (26/6/2014).
Jokowi mengatakan penguatan lembaga antikorupsi itu untuk mengantisipasil adanya kebocoran anggaran. “Ya tentu, penguatan itu untuk mengantisipasi yang bocor, yang bocor, yang bocor itu,” kata Jokowi.
Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu mengikuti verifikasi hartanya oleh KPK. Jokowi mengatakan, petugas KPK sudah mengecek perolehan maupun nilai aset yang dilaporkannya satu per satu. Meskipun sudah tiga kali mengikuti verifikasi aset, yakni pada 2005, 2010, dan 2012.
Jokowi mengakui, ada bagian dari laporan asetnya yang dikoreksi KPK. Koreksi yang dilakukan berkaitan dengan nilai aset yang dilaporkan. Namun, mengenai total nilai asetnya berdasarkan hasil verifikasi KPK, Jokowi enggan mengungkapkan. Dia berkilah, hal itu akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Juli mendatang. “Penambahan aset ada, pengurangannya juga ada,” ungkapnya.
Seusai mengikuti verifikasi laporan harta kekayaannya, calon presiden nomor urut 2 ini sempat makan siang bersama dengan pimpinan KPK. Dalam jamuan makan siang tersebut, hadir pula Ketua KPK Abraham Samad, Wakil Ketua KPK Adan Pandu Praja, Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, dan Direktur Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK Cahya Hardianto Harefa.
Menu makan yang disajikan dalam acara makan siang itu tidak berbeda dengan menu ketika KPK mengundang capres dan cawapres pasangan nomor urut 1, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, pada Rabu kemarin yaitu nasi kotak yang berisi sepotong ayam opor, sayur, kerupuk, dan buah. (Has)
