Kamis, 25 April 24

Jokowi Ingin Jakarta Jadi Kota Halal dalam Bidang Kuliner

Jokowi Ingin Jakarta Jadi Kota Halal dalam Bidang Kuliner

Prattama

Jakarta-Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo memiliki keinginan untuk melakukan kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia terkait sertifikasi halal. Hal ini dilakukan untuk menunjukan rasa aman bagi umat muslim baik dari dalam negeri maupun wisatawan luar negeri yang berkunjung ke berbagai tempat makan di Jakarta. Ia  menginginkan Jakarta menjadi kota halal dalam bidang kuliner

“Memastikan restoran ini halal untuk mereka dan memberikan keyakinan bahwa wisatawan yang datang ke jakarta diberi (tempat makan) altenatif pilihan. Karena saya muslim saya ingin masuk ke restoran yang halal,” ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat. Rabu (10/04/2013).

Meskipun banyak orang yang mengetahui bahwa Jakarta memiliki penduduk mayoritas muslim, namun Jokowi mengatakan ini adalah sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat ibu kota maupun wisatawan yang sedang berkunjung ke Jakarta, karena dirinya beranggapan sebuah kota haruslah memiliki produk unggulan yang disajikan kepada khalayak.

Nantinya kerjasama bisa juga dilakukan dengan BPOM (Badan Pengawas Obat – obatan dan Makanan) dengan menyeleksi keamanan dari makanan yang akan disajikan. Program ini mulai disosialisasikan dengan memberikan stiker bertanda halal di tempat – tempat yang sudah ditentukan.

Kerjasama antara pemprov DKI Jakarta dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengenai sertifikasi halal tidak menutup kemungkinan menyasar tempat makan sederhana yang dikenal dengan warteg. “Yang kecil boleh, yang gede boleh, yang sedang boleh. Kenapa tidak?,” ujar Jokowi.

Jokowi  mengemukakan apa yang dilakukannya ini sebagai bentuk mewujudkan aspirasi masyarakat, karena dirinya beranggapan masyarakat adalah pelanggan yang harus diberikan pelayanan.

Bagi tempat makan yang akan mengikuti sertifikasi ini harus membayar, namun jumlahnya belum diketahui. “Bayar, kan mereka juga punya penghasilan kalau misalkan kalau bayar kan tidak apa – apa,” jelasnya.

Tidak ada sanksi bagi tempat makan yang tidak memiliki stiker halal, karena pelangganlah yang akan menentukan pilihan mereka sendiri. “Ya nggak apa – apa. Jadi gimana pelanggannnya. Ini tidak ada stiker halalnya jadi saya pilih yang lain. Gampang cara berfikirnya”, tegas pria yang hobi memakai kemeja putih in (rud)i.

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.