Kamis, 25 April 24

Jokowi Belum Pastikan 16 WNI yang Hilang di Turki Apa Direkrut ISIS

Jokowi Belum Pastikan 16 WNI yang Hilang di Turki Apa Direkrut ISIS

Jakarta, Obsessionnews – Presiden Jokowi telah memerintahkan seluruh aparat terkait untuk melakukan pencarian terhadap 16 warga negara Indonesia yang hilang di Turki. Namun hingga saat ini presiden belum menerima laporan dari tim yang di sana.

“Saya belum dapat informasi yang pasti. Kalau sudah ada informasi, pasti saya sampaikan,” ujar Jokowi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, sebelum bertolak ke Nanggroe Aceh Darusalam, Minggu (8/3/2015).

Menurut Kepala Negara, dugaan sementara ke-16 WNI asal Solo dan Surabaya itu telah pergi ke Suriah. Meski begitu, ia mengaku belum mendapatkan informasi yang pasti apakah benar 16 WNI itu telah bergabung dengan ISIS.

“Diduga memang ke Suriah. Diduga ya. Nanti kalau ada kepastian saya sampaikan,” tandasnya.

Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan ke-16 WNI itu memisahkan diri di Kota Istanbul, setelah mengikuti rombongan wisata biro perjalanan yang menumpangi Turkish Airlines TK 67.

Setibanya di Turki, 16 WNI itu menyatakan berpisah dari rombongan dan akan bergabung kembali pada 26 Februari 2015, saat rombongan berada di kota Pamukkale.

Ketika tiba di Pamukkale, pimpinan tur wisata mengirim pesan singkat kepada 16 orang tersebut dan mendapat balasan bahwa mereka tidak akan bergabung dengan rombongan di kota itu.

“16 turis itu menyampaikan kepada pemimpin tur tidak ikut bergabung. Mereka akan bergabung kembali pada 26 Februari 2015,” ujarnya di Jakarta.

Seharusnya, pada 4 Maret lalu seluruh rombongan tiba di Tanah Air. Namun karena tidak ada kabar jelang kepulangan, pemimpin tur langsung melapor ke KJRI.

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan pihaknya sedang menyelidiki modus baru rekrutnen anggota ISIS. Modus baru yang dimaksud adalah membawa keluar warga negara Indonesia menggunakan biro perjalanan.

Lembaganya, kata Marciano, sudah menggandeng Kepolisian dan lembaga intelijen Turki guna melacak keberadaan 16 orang itu. Rombongan yang menggunakan travel Smiling Tour ini berangkat dari Jakarta pada Februari 2015.

Jumlah rombongan tur ini awalnya mencapai 25 orang dengan menumpang pesawat Turkish Airlines TK 67 dan tiba di Bandara Turkish International Ataturk, Istanbul. Namun setibanya di bandara, 16 orang menyampaikan kepada pimpinan tur akan berpisah dari rombongan.

Hingga saat ini, keberadaan mereka tak diketahui. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Istanbul telah meminta bantuan kepolisian setempat. Kepolisian Istanbul mulai melakukan investigasi soal ini.

Kasus seperti ini bukan pertama kali terjadi dan ditangani kepolisian setempat. Beberapa kasus sebelumnya melibatkan warga negara lain yang menyusup ke Suriah melalui perbatasan Turki. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.