Jokowi, Antara Gentle dan Culas

Obsessionnews.com - Permintaan maaf Jokowi menuai banyak respons. Sekalipun pengakuan gagal bisa diterima secara positif, bukan berarti tidak ada yang menganggapnya negatif. Permintaan maaf Jokowi antara bersikap gentle dan berlaku culas. Pengamat politik Adi Prayitno menganggap permintaan maaf yang disampaikan Jokowi jelang berakhirnya masa jabatan sebagai pernyataan normatif. Jokowi secara tidak langsung mengonfirmasi kegagalan. Baca juga: Jokowi Minta Maaf, Pengakuan Gagal? "Saya kira itu pernyataan normatif dari seorang presiden yang akan berakhir masa jabatannya," kata Adi kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Sabtu (3/8). Jokowi meminta maaf atas nama Presiden dan Wapres RI dalam acara dzikir dan doa kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (1/8). Dia mengaku tidak bisa menyenangkan banyak pihak dan memiliki kesalahan bahkan khilaf selama memimpin. Baca juga: Tinggalkan Dampak Buruk, PDIP Ogah Seriusi Permintaan Maaf Jokowi Adi menyebut, bagi partai-partai pengusung Jokowi-Ma'ruf, sikap tersebut dianggap sebagai kedewasaan politik. Bentuk pengakuan bahwa dirinya sebagai Kepala Negara memiliki kelemahan. Namun demikian, bagi PDIP, sikap Jokowi tersebut terlambat. "Bahkan bagi PDIP Jokowi itu presiden sumber dari segala masalah," kata Adi. Adi menganggap permintaan maaf Jokowi bisa diartikan yang bersangkutan bersikap gentle. Namun dia menganggap normatif karena intinya Jokowi hanya sebatas mengakui tak mampu menuntaskan janji-janji kampanye. Baca juga: Maaf Jokowi Biar Sejarah yang Putuskan Waketum PKB Jazilul Fawaid mengapresiasi pula permintaan maaf Jokowi. Namun dirinya menganggap permintaan maaf harus dilengkapi dengan laporan pertanggungjawaban, yang menjadi catatan perbaikan ke depan. Pengamat politik Ujang Komarudin menilai Jokowi berupaya culas. Permintaan maaf yang disampaikan bertujuan politik untuk menarik simpati publik. Ujang menilai, selain ditujukan untuk pemerintahan ke depan, maaf dari Jokowi dilakukan agar rakyat yang ekonominya morat-marit, kehilangan pekerjaan dan hidup di bawah garis kemiskinan tidak marah. "Permintaan maaf Jokowi itu hanya ingin agar rakyat tidak marah. Rakyat memandang positif Jokowi,” tuturnya. (Erwin)