Sabtu, 23 September 23

JK: MEA Akan Perketat Persaingan Produk

JK: MEA Akan Perketat Persaingan Produk

Jakarta, Obsessionnews – Selain memberikan peluang yang besar, pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 31 Desember 2015 mendatang juga dipandang akan memberikan tantangan bagi Indonesia.

Hal itu disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam seminar Peluang dan Tantangan Perekonomian Indonesia dalam MEA 2015 yang diadakan oleh Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA UA), di Hotel Borobudur, Jakarta, Jum’at petang (30/1/2015).

Menurut dia, kesepakatan MEA 2015 membawa konsekwensi pada ketatnya persaingan negara – negara di tingkat Asean. Termasuk persaingan produk – produk yang dihasilkan oleh Indonesia. “Memang akan terjadi kompetisi di barang – barang industri,” ujar dia.

Dikatakan, sebenarnya kemampuan industri dan Sumber Daya Alam (SDA) di negara Asean rata – rata mirip. Baik Indonesia, Thailand, dan Malaysia, misalnya, semua sama – sama produsen karet.

Namun dibandingkan negara – negara lain, Indonesia masih memiliki klebihan yang tidak dijadikan produk unggulan oleh negara lain seperti gas. “Mungkin gas bisa ekspor ke Singapura, Malaysia, Thailand,” ujar JK.

Akan tetapi, seperti halnya Indonesia negara Asean yang lain juga kelebihan masing – masing. Misalnya Thailand dengan efisiensi industri gulanya yang menjadikan harga gula disana lebih murah dari pada gula Indonesia. “Misal gula Thailand lebih murah dari kita. Gula di Jawa Rp8.000, Thailand Rp6.000,” terang dia.

Seperti halnya kelebihan, setiap negara juga memiliki kekurangan yang itu bisa dilengkapi oleh negara – negara lainnya. Dengan demikian menurut Wapres,  muara dari MEA akan menghasilkan kerja sama yang saling melengkapi. “Itu prinsip – prinsip di Asean ke depan. Bilateral antar negara, kerja sama,” jelas JK.

Ia yakin, nantinya kerjasama dalam persaingan dalam MEA akan menjadi tren yang terus berjalan ke depan dalam sistem perdagangan bebas. “Dan yang menang siapa yang lebih cepat delivery dan murah,” tutur dia.

Lebih lanjut dia juga mengatakan, agar tidak kalah dalam persaingan tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan Indonesia. Seperti masalah kesiapan infrastruktur guna menurunkan ongkos logistik, kemudian berdaulat atas pangan sehingga mampu menekan impor, serta penggarapan sektor manufaktur banyak memberi lapangan pekerjaan. (Kukuh Budiman)

Related posts