Rabu, 24 April 24

Jerman Semakin Tidak Percaya Amerika

Jerman Semakin Tidak Percaya Amerika
* Angela Merkel dan Donald Trump. (ParsToday)

Sesuai dengan hasil polling di Jerman yang dipublikasikan hari Sabtu (9/12) menunjukkan kepercayaan warga Jerman kepada Amerika semakin menurun. Polling yang dilakukan ARD Deutschlandtrend itu membuktikan hanya 25 persen dari 1504 responden yang percaya kepada Amerika. Padahal di tahun 2008 mencapai 80 persen dan selanjutnya di tahun 2013 warga Jerman yang percaya kepada Amerika turun hingga 60 persen.

Proses penurunan tingkat kepercayaan negara paling penting Uni Eropa ini kepada Amerika menunjukkan, dengan pelbagai alasan yang ada, kepercayaan warga Jerman secara khusus dan Eropa secara umum terhadap sekutunya ini terus mengalami penggerusan. Sejak periode pemerintahan Barack Obama, mantan Presiden Amerika dan setelah Edward Snowden mengungkap bagaimana Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika memata-matai warganya dan sekutunya di Eropa, warga Eropa termasuk Jerman baru memahami betapa selama bertahun-tahun mereka disadap oleh NSA.

Dengan demikian, terbongkarnya penyadapan telepon Angela Merkel, Kanselir Jerman membuat marah bangsa Jerman, baik di tingkat pejabat tinggi maupun di antara warga negara ini. Pasca terbongkarnya penyadapan teleponnya, Merkel secara transparan menyatakan Amerika tidak dapat dipercaya.

Penyadapan telepon

Ketika Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika, sikap dan langkah-langkah yang ditempuhnya justru memperparah jurang perbedaan dan perselisihan antara Amerika dan Eropa, termasuk Jerman. Kini Jerman secara transparan menunjukkan sikapnya yang terus mengalami perubahan dalam menghadapi Amerika. Sikap dan pernyataan Trump berkali-kali melukai sekutu Eropanya, bahkan membangkitkan protes mereka, salah satunya adalah Jerman.

Francis Prine, analis politik meyakini bahwa negara-negara anggota Uni Eropa harus meninggalkan perbedaan mereka menghadapi Amerika. Perbedaan ini memiliki banyak dimensi seperti perbedaan masalah keamanan, perdagangan dan ekonomi, iklim dan juga cara pandang yang berbeda terkait pelbagai masalah internasional, seperti JCPOA dan krisis Semenanjung Korea.

Perbedaan paling penting antara Amerika dan Uni Eropa terkait dengan pandangan Trump soal perdagangan dan ekonomi. Donald Trump secara terbuka melakukan pendekatan “proteksionisme” atas ekonomi Amerika. Selain itu, Washington bersikeras menerapkan sanksi baru terhadap Rusia dalam kerangka UU CATSA yang sangat merugikan negara-negara penting Uni Eropa di bidang energi, khususnya Jerman.

Alexander Rar, analis politik Jerman meyakini bahwa para pejabat Amerika teridentifikasi mengidap kegilaan dalam menerapkan sanksi. Di setiap kesempatan mereka menggunakan alat ini terhadap negara-negara yang menentang kebijakan Washington.

Sanksi terhadap Rusia

Warga Jerman meyakini pemerintahnya sejak saat ini harus menghadapi Amerika berbeda dengan yang lalu. Pemerintah Jerman harus jauh-jauh meninggalkan peran pendukungnya dan menyikapi kerangka pendekatan politik luar negeri Trump yang dapat dikatakan “komersialisasi perdagangan luar negeri”.

Mencermati kenyataan yang ada, dapat diprediksi bahwa hubungan dua sisi Samudra Atlantik bakal bergerak ke arah divergensi, khususnya warga Jerman yang menekankan pemerintahnya mengambil pendekatan yang lebih menomorsatukan kepentingan nasionalnya. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.