Kamis, 18 April 24

Jepang Tolak Permintaan AS Soal IMF

Jepang Tolak Permintaan AS Soal IMF

Tokyo – Menteri Keuangan Jepang, Taro Aso,  di sebuah pertemuan menolak prakarsa Amerika Serikat (AS) terkait pengawasan lebih ketat terhadap langkah berbagai negara soal pasar valuta Dana Moneter Internasional (IMF).

Seperti dilansir ParsToday, Senin (24/4), Menteri keuangan Jepang terkait hal ini menjelaskan, tidak adanya keseimbangan tidak dapat diselesaikan hanya melalui pengaturan nilai mata uang. Padahal Menteri Keuangan Amerika Serikat, Steven Mnuchin meminta IMF memperkuat pengawasan terhadap nilai valuta dan tidak adanya keseimbangan perdagangan di negara-negara anggota.

Aso dalam hal ini mengisyaratkan surplus transaksi berjalan Jepang dan mengatakan, surplus ini dari penambahan penyetoran keuntungan perusahaan dan baliknya pendapatan investor di luar Jepang ke negara ini. Taro Aso menekankan apabila tidak adanya keseimbangan melebihi batas, masalah ini tetap harus diselesaikan melalui langkah-langkah ekonomi makro dan kebijakan struktural, oleh karena itu tidak membutuhkan perubahan nilai valuta untuk menstabilkan pasar.

Bukan rahasia lagi bahwa IMF dan Bank Dunia biasanya bertindak sesuai dengan kebijakan finansial Amerika Serikat. Dengan demikian lembaga finansial dunia ini berada di tangan Amerika. Pengamat politik meyakini bahwa kebijakan Amerika memperkuat pengawasan nilai valuta di IMF lebih ditargetkan kepada Cina, ketimbang Jepang.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump selama masa kampanye pilpres dan juga setelah menduduki Gedung Putih berjanji kepada warga negara ini akan menindaklanjuti kondisi ekonomi warga Amerika dengan mengendalikan Cina di sektor ekonomi.

Trump secara transparan menyatakan bahwa Cina sebagai pihak utama yang bertanggung jawab atas kebangkrutan perusahaan Amerika dan pengangguran jutaan buruh di negara ini.

Manipulasi di nilai mata uang dan menurunkan nilai mata uang Yuan, menurut Trump telah merusak keseimbangan perdagangan. Seiring dengan meletusnya krisis Semenanjung Korea, di mana AS merasa dirinya membutuhkan kerjasama dengan Cina untuk mengakhiri kondisi ini, kini berusaha menerapkan represi kepada Beijing melalui IMF.

Mengingat masalah ini, kebijakan Amerika di lembaga finansial dan ketika Washington memiliki kemampuan mensukseskan pendekatannya tersebut, ekonomi global sangat terpengaruh oleh kebijakan Gedung Putih. Sejatinya Jepang juga mengkhawatirkan kondisi ini.

Meski Jepang memiliki friksi dengan Cina di berbagai bidang, namun terkait isu mata uang, memiliki kesamaan pandangan soal perdagangan internasional, karena pendekatan kedua negara bertumpu pada ekspor barang dan menarik investor asing.

Penentangan Jepang artinya bahwa sekutu Amerika di Asia Timur ini masih dilanda kekhawatiran atas penerapan kebijakan Trump. Sama seperti lawatan terbaru Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe ke AS dan dialognya dengan Trump paling tidak gagal menunjukkan hasil positif bagi Tokyo. (*/Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.