
Jakarta – Siapa pun pengganti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang bakal dilantik Oktober 2014 mendatang, harus melanjutkan 19 proyek raksasa yang mandek. Antara lain pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang mengubungkan Pulau Jawa dan Sumatera.
Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Dedy Supriadi Priyatna mengatakan, JSS diputuskan untuk direstrukturisasi ulang dan itu berarti pembangunannya baru bisa dilakukan pada pemerintahan baru. Menurut Dedy, kajian JSS diminta untuk dilihat kembali, seperti misalnya kajian mengenai anggota konsorsium. Jadi hingga sekarang ini belum ada kepastian perihal proyek jembatan tersebut.
Total investasi 19 proyek yang dihibahkan kepada pemerintahan baru mencapai Rp 443 triliun. “Tanpa JSS nilai investasi proyeknya Rp 193 triliun. JSS sendiri diestimasi mencapai Rp 250 triliun,” ujar Dedy, Jumat (11/7/2014).
Selain JSS, beberapa proyek lainnya yang dilimpahkan adalah kereta api mass rapid transit (MRT) timur barat dari Cikarang ke Balaraja senilai Rp 40 triliun, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Indramayu 1.000 megawatt senilai Rp 15 triliun, dan enam ruas jalan tol DKI Jakarta senilai Rp 20,6 triliun.
Dedy menambahkan, ada 35 proyek infrastruktur yang sebenarnya ditargetkan bisa terselesaikan atau mulai dibangun pada pemerintahan sekarang. Hanya saja, dari 35 proyek itu yang berpotensi bisa digroundbreaking ada 16 proyek.
Salah satu proyek yang akan digroundbreaking segera adalah tol trans sumatera. Untuk tol trans sumatera sendiri, yang akan digarap sebelum Oktober hanya empat ruas dari 23 ruas jalan tol trans sumatera yaitu Medan-Binjai, Pekanbaru-Dumai, Palembang-Indralaya, dan Bakauheni-Terbang Besar.
Empat ruas tol yang dibangun memakan biaya investasi senilai Rp 27 triliun. Pemerintah dalam hal ini akan segera menyelesaikan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penugasan pembangunan empat ruas tol trans Sumatera.