
Gia
Jakarta – Pemerintah dan asosiasi-asosiasi bisnis menggelar rapat untuk membahas stabilisasi harga kebutuhan pokok sebagai antisipasi naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan kenaikan harga jelang puasa dan lebaran di Jakarta, Jumat (21/7). Menteri Perdagangan RI, Gita Wirjawan bersama Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat memimpin rapat.
Keduanya mengimbau pengusaha untuk terus mendistribusikan pasokan bahan kebutuhan pokok ke pasar agar tidak terjadi kekurangan pasokan yang bisa mengakibatkan naiknya harga-harga. Pemerintah dan pengusaha menyimpulkan pasokan gula, beras dan ayam cukup hingga lebaran, masalah harga pun cenderung stabil, contohnya harga ayam yang masih pada kisaran Rp 20 ribu – Rp 24 ribu. Untuk daging sapi, harga saat ini ada dalam kisaran Rp80 ribu – Rp90 ribu yang mungkin rentan untuk naik minggu berikutnya. Namun, pemerintah telah mengijinkan impor sapi ditambah 15 ribu ekor sapi akhir Juni dan 30 ribu ekor akhir Juli.
“Dengan adanya penambahan tersebut diharapkan para pengusaha dapat memotong stok sapinya dan segera menjual ke pasar dengan harga sekitar Rp75.000,” jelas Gita.
Mendag dan Menperin mengimbau pengusaha untuk tak memanfaatkan momentum kenaikan harga BBM untuk menaikkan harga secara drastis karena bisa memberatkan konsumen.
Imbauan ini langsung ditanggapi positif asosiasi-asosiasi seperti Kantor Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang berjanji pihaknya akan berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok tersebut.
“Jika dilihat dari sisi produksi khususnya untuk bahan makanan terhadap kenaikan BBM tidak akan berdampak lebih dari dua persen. Kita melihat ada masalah lain, bagaimana mempercepat kelancaran distribusi, agar suplai dan permintaan bisa mencukupi untuk menciptakan kestabilan harga,” ujar Ketua Umum Apindo, Sofyan Wanandi.
Pemerintah memastikan akan menaikkan harga BBM subsidi menjadi Rp6.500 per liter untuk premium, dan solar naik menjadi Rp5.500 per liter dari sebelumnya dijual Rp4.500 per liter.
“Kami juga menghimbau agar para pengusaha menyelenggarakan pasar murah sebanyak dan sesering mungkin pada saat bulan puasa dan menjelang lebaran untuk dapat meringankan beban masyarakat,” imbuh Gita.
Sementara Menperin berjanji membuat crisis center untuk menjaga kestabilan harga bahan kebutuhan pokok dan menyelesaikan masalah-masalah berkaitan dengan harga bahan kebutuhan pokok sehingga tak dipolitisasi pihak tertentu.
krisis center ini akan dikelola pengusaha dan pemerintah, yaitu Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. “Kami juga akan memperbaiki regulasi terkait stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok,” pungkas Gita.