Jumat, 26 April 24

Jateng Belum Mampu Tutup Prostitusi

Jateng Belum Mampu Tutup Prostitusi

Semarang, Obsessionnews – Ratusan tempat kegiatan esek esek di Jawa Tengah masih belum terusik, meskipun keberadaan lokalisasi seperti Dolly Surabaya dan Kalijodo Jakarta Utara telah ditutup. Padahal, eksistensi titik prostitusi ilegal memiliki banyak dampak negatif, mulai penyebaran HIV-Aids, narkoba, hingga human trafficking.

Sampai sekarang, terdapat 168 daerah yang mempunyai lokasi prostitusi baik legal maupun ilegal. Sedangkan di tahun 2019, seluruh wilayah Indonesia ditarget bebas bisnis lendiri kata Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa. Beberapa tempat prostitusi itu adalah Sunan Kuning dan Gambilangu di Semarang, atau Koplak Dokar dan Gunung Butak di Kabupaten Grobogan.

“Prostitusi di Jateng itu seharusnya direlokasi. Jateng butuh pimpinan yang tegas agar bisa atau mampu merelokasi prostitusi itu,” kata anggota Komisi E DPRD Jateng, Farida Rahma. Selasa (23/2/2016).

Sebagai sesama wanita, ia sangat meyayangkan kaum hawa yang memilih profesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Farida sebelumnya kerap mengunjungi sejumlah lokasi prostitusi guna menyerap aspirasi para tunasusila. Hasilnya kebanyakan mereka masih berusia produktif untuk bekerja.

Oleh sebab itulah Pemprov Jateng wajib memberi ketrampilan bagi para PSK, agar tidak kembali ke bisnis haram itu. “Jadi, tidak hanya ditertibkan saja. Karena prostitusi itu sendiri tidak mudah dihilangkan. Mereka (PSK) juga diberi keterampilan agar bisa memperbaiki kehidupanya. Kemudian, diberi lapangan kerja agar tidak kembali menjadi PSK,” ujarnya.

Terkait penutupan prostitusi seperti dilakukan daerah lain, Farida menilai Pemerintah Jateng belum siap untuk melakukan gebrakan tersebut. Persoalan ini diperparah dengan datangnya mantan PSK Dolly dan Kalijodo yang menjadikan Jawa Tengah sebagai tempat pelarian. Alhasil penyebaran virus HIV-Aids seperti Kabupaten Grobogan semakin sulit dikontrol

“HIV-Aids itu hanya imbas atau dampak dari hubungan intim. Kalau pemerintah hanya memberikan kontrasepsi (kondom) itu sama halnya memberi mereka kebebasan. Padahal kontraspesi itu hanya mengurangi angka kehamilan saja. Mungkin, dampaknya tidak hanya HIV-Aids saja, bisa jadi penyakit kulit lainnya,” tandasnya Farida.

Perlu diketahui, beberapa waktu lalu Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, memberi peluang akan menampung eks PSK Kalijodo Jakarta Utara, untuk bekerja di Jawa Tengah. Sebelumnya mereka diberi keterampilan dan pelatihan yang kemudian, disalurkan ke pabrik garmen di beberapa daerah. (Yusuf IH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.