
Semarang – Kapolri Jenderal Pol Sutarman meminta tambahan anggaran BBM untuk kendaraan operasional polisi sebesar Rp 3,5 triliun. Sutarman beralasan salah satu penyebab terjadinya praktek pungli yang melibatkan oknum polisi karena kekurangan dana operasinal.
Permintaan itu disampaikan Sutarman langsung kepada Presiden Jokowi saat acara apel kepala satuan wilayah (kasatwil) di Akademi Kepolisian (Akpol), Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/11/2014). Acara ini dihadiri 31 kapolda dan 452 kapolres dari seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari Sutarman menyadari masih banyak praktek-praktek pungli yang dilakukan oknum Polri di jalanan di sentra pelayanan kepolisian, serta penyimpangan pada tugas penegakan hukum.
“Menurut pandangan kami permasalahan tersebut salah satunya disebabkan oleh minimnya anggaran operasional, serta masih rendahnya tingkat kesejahteraan personel Polri,” ujar Sutarman.
Dia menyebutkan selama kurun waktu 2014 petugas patroli, lalu lintas dan sabhara hanya diberikan dukungan BBM rata-rata 2 liter untuk sepeda motor per hari dan untuk kendaraan roda empat 6 liter per hari.
“Tetapi kita harus perintahkan bahwa setiap hari mobil patroli harus jalan. Sehingga inilah yang dimanfaatkan anggota untuk mencari-cari tambahan dan disalahgunakan,” sebut Sutarman.
Sutarman menjelaskan anggaran BBM khusus patroli pada tahun 2013 sebesar Rp 300 miliar lebih. Sedangkan pada 2014 bertambah menjadi Rp 970 miliar. Anggaran tersebut masih dianggap belum mencukupi bahkan ke depan Polri memerlukan tambahan anggaran yang besar.
“Sehingga diharapkan bisa mengurangi dari berbagai bentuk penyimpangan yang terjadi, kalau memang negara memiliki cukup anggaran,” katanya. (Has)