Sabtu, 20 April 24

Jamaah Naqsabandiah Sholat Tarwih Duluan

Jamaah Naqsabandiah Sholat Tarwih Duluan

Padang, Obsessionnews – Meski awal Ramadhan 1436 H serentak dilaksanakan pada Kamis (18/6), sejumlah pengikut/ jamaah ummat Islam ada yang lebih dulu melaksanakan puasa. Salah satu pengikut/jamaah yang lebih dahulu melaksanakan puasa adalah Jamaah Naqsabandiah.

Jamaah Naqsabandiah di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Senin (15/6) malam, melaksanakan sholat tarwih sebagai awal masuknya 1 Ramadhan 1436 H. Jamaah Naqsabandiah di Kota Padang terdapat di Pasar Baru, Kecamatan Pauh melaksanakan sholat tarwih di Musholla Baitul Makmur.

Imam Musholla Baitul Makmur Pasar Baru Syafri Malin Mudo mengatakan, penetapan awal Ramadhan mereka dasarkan atas Metode Hisab Munjid, yang telah digunakan sejak turun temurun.

“Perhitungan hisab dimulai dari hijrah. Hijrah itu jatuh pada hari Rabu malam Kamis. Ramadhan itu hurufnya lima ditambah satu. Maka berdasarkan perhitungan hari Rabu maka Ramadhan jatuh pada hari Selasa,” ujar Syafri Sutan Mudo kepada wartawan sebelum sholat tarwih dilaksanakan Senin (15/6),

Tarwih duluan1

Disamping itu, penentuan awal Ramadhan juga dengan menggunakan metode melalui rukyatul hilal yang dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam bulan Syaban. Rukyatul hilal dilaksanakan bertepatan pada tanggal 8 Syaban, 15 Syaban, dan 22 Syaban yang selanjutnya dicocokkan dengan metode hisab.

Lebih lanjut Syafri Sutan Mudo memperkirakan, jamaah Naqsabandiyah yang melaksanakan tarwih mencapai lima ribu jamaah yang tersebdar di sejumlah daerah di Sumbar. Jamaah Naqsabandiah terdapat di Padang, Kabupaten Solok Selatan, Pesisir Selatan, dan Solok.

Di Kota Padang selain di Musholla Baitul Makmur, sholat tarwih juga dilaksanakan di Surau Baru, Kecamatan Pauh.

tarwih duluan2

Sementara itu, ditempat terpisah, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, pihaknya akan mengikuti pemerintah melaksanakan Ramadhan.

Terkait ada ummat Islam yang lebih dulu melaksanakan awal Ramadhan, Irwan Prayitno mengaku menghormatinya, karena bersangkutan mempunyai dasar perhitungan sendiri dalam menetapkan awal Ramadhan. (Musthofa Ritonga)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.